15 Menteri Era Jokowi Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ungkap Makna di Baliknya
Pengamat menilai masuknya kembali sejumlah nama menteri era Jokowi ke dalam kabinet Prabowo-Gibran merupakan simbol keberlanjutan pemerintahan.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam menilai, masuknya kembali sejumlah nama menteri era Presiden Jokowi ke dalam kabinet Prabowo-Gibran merupakan simbol keberlanjutan pemerintahan.
Menurut dia, pengalaman Prabowo sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) dan interaksinya dengan sesama menteri Presiden Jokowi menjadikannya mengenal secara dekat kinerja positif dari para calon menteri tersebut.
“Banyaknya kabinet Pak Jokowi yang masuk ke kabinetnya Pak Prabowo saat ini ya pertimbangan keberlanjutan itu menjadi dominan, Pak Prabowo tentu sudah mengenal lebih dekat selama ini kan sudah bekerja sama 5 tahun di kabinet, dan kalau kemudian hampir separuh atau 16 itu kan besar sekali itu untuk sustainability atau keberlanjutan,” kata Surokim, kepada wartawan Jumat (18/10/2024).
Surokim mengatakan, dengan masuknya sejumlah nama menteri Presiden Jokowi, Prabowo berharap tidak perlu beradaptasi terlalu lama karena dianggap sudah mengenal ‘medan’ sehingga bisa langsung tancap gas untuk kerja.
“Ya tentu kalau dilihat dari itu Pak Prabowo sih pengennya proses adaptasinya tidak terlalu lama, sehingga bisa langsung ngegas karena kan sudah berpengalaman menteri-menterinya di kabinet yang kemarin,” ujarnya.
Surokim mengatakan yang menjadi sorotan publik adalah Prabowo mempertahankan menteri-menteri bidang ekonomi terdahulu seperti calon Menteri Keuangan, Sri Mulyani, yang dibantu dua wakil calon Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara dan Thomas Djiwandono.
Baca juga: Kabinet Prabowo Kalahkan Jumlah Menteri AS dan China, Anggaran Bakal Membengkak Dua Kali
Lalu Airlangga Hartarto hingga Bahlil Lahadalia.
Surokim berpandangan Prabowo berkeinginan tim ekonomi tersebut mampu melanjutkan kinerja positifnya di masa depan mengingat situasi ekonomi global yang sedang mengalami krisis.
“Situasi sekarang ini, kan, situasi yang orang bilang tingkat kompleksitasnya tinggi, uncertain-nya tinggi, kemudian tim ekonomi lama ini dianggap sudah mengenal betul medan laganya, kan tidak mudah membaca pasar itu dengan tokoh-tokoh baru,” ucapnya.
Lebih lanjut Surokim menilai, Prabowo tidak ingin mengambil risiko dengan mengambil menteri ekonomi baru yang masih harus beradaptasi di tengah situasi yang perlu di respons secara cepat.
Baca juga: Politikus Golkar Ungkap Tak Ada Kader PDIP di Acara Pembekalan Menteri Kabinet Prabowo di Hambalang
“Jadi tidak mau mengambil risiko untuk para ekonom baru masuk di situ karena ini tidak hanya berkaitan dengan ekonomi domestik tetapi juga kepercayaan dan trust masyarakat ekonomi internasional relasi dengan perekonomian global dan seperti Sri Mulyani dengan segudang pengalamannya,” katanya.
Surokim berpandangan tim ekonomi tersebut dianggap berhasil membawa pertumbuhan ekonomi secara positif, meskipun sempat diguncang pandemi Covid-19 namun tetap tumbuh positif diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia.
Karena itu, Prabowo tetap mempercayai tim ekonomi lama itu untuk menangani masalah ekonomi di Indonesia.