Terungkap, Ada Aliran Uang Rp 3,1 Miliar dari Money Changer Helena Lim ke Rekening Sandra Dewi
Menungungkap adanya bukti transfer senilai Rp 3,1 Miliar dari rekening money change milik Helena Lim ke rekening pribadi milik Sandra Dewi.
Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jaksa Penuntut Umum (JPU) menungungkap adanya bukti transfer senilai Rp 3,1 Miliar dari rekening money changer PT Quantum Skyline Exchange milik Helena Lim ke rekening pribadi milik Sandra Dewi.
Fakta itu terungkap ketika Jaksa bertanya pada Sandra apakah PT Quantum pernah berhutang pada dirinya lantaran terdapat transferan uang Rp 3,1 miliar ke rekening milik istri Harvey Moeis tersebut.
Sandra Dewi yang hadir sebagai saksi mengakui ada uang Rp 3,1 miliar masuk ke rekeningnya.
Hanya saja, kata dia, uang itu merupakan kiriman dari Harvey Moeis untuk pelunasan rumah di Pakubuwono pada 2019.
Adapun dalam sidang kali ini Sandra kembali hadir sebagai saksi dalam sidang kasus korupsi timah yang menjerat Harvey Moeis di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (21/10/2024).
"Ada enggak PT Quantum berhutang pada saudara?" tanya Jaksa.
Baca juga: Sandra Dewi Ungkap Tas Mewah Miliknya Hasil Endorsement, JPU Tanyakan Dokumen Perjanjian
"Tidak," jawab Sandra.
"Apakah saudara pernah menerima transfer uang total Rp 3.150.000.000?" tanya Jaksa lagi.
"Itu untuk pelunasan rumah, pernah," ucap Sandra Dewi.
"Dari siapa?" tanya Jaksa.
"Suami saya," ungkap Sandra.
Baca juga: 8 Tahun Menikah, Sandra Dewi Larang Harvey Moeis Beri Hadiah Tas Mewah: Saya Selalu Diberikan iPhone
Kemudian Ketua Majelis Halim Eko Aryanto yang mendengar pertanyaan itu meminta Jaksa agar langsung membuktikan adanya transferan uang tersebut.
Jaksa pun menyampaikan berdasarkan alat bukti di berita acara bahwa uang yang diterima Sandra Dewi merupakan transferan dari PT Quantum Skyline Exchange milik Helena Lim.
"Izin menjelaskan untuk bukti transfer tanggal 21 bulan 6 tahun 2018 ada transfer dari PT Quantum ke rekening Sandra Dewi di rekening 7040688883 di bank sebesar, ada dipecah jadi tiga transaksi. Yang pertama, Rp 1.050.000.000 terus berikutnya Rp 1.000.000.000 dan Rp 1.100.000.000. Ini dari rekening Quantum nanti kami tunjukkan," beber jaksa.
Merasa belum tergambar jelas, Hakim Eko lantas meminta Jaksa untuk maju ke depan dan menunjukkan bukti transfer yang dimaksud.
Di hadapan Majelis Hakim, Sandra Dewi pun mengaku menerima uang miliaran tersebut.
Hanya saja dirinya kekeh bahwa uang itu merupakan pemberian suaminya yang diperuntukkan untuk pelunasan rumah.
"Ini ada tiga kali setor. Gimana? Sama? Benar itu ada masuk?" tanya hakim.
"Betul, untuk pelunasan rumah dari suami," jawab Sandra Dewi.
"Ada?" tanya hakim.
"Ada," jawab Sandra Dewi.
"Rekening korannya ternyata sama?" tanya hakim.
"Sama," jawab Sandra.
"Seperti tadi dengan rekening Saudara? benar?" tanya hakim.
"Iya, betul," ucap Sandra Dewi.
Seperti diketahui dalam perkara ini Sandra Dewi diduga turut menampung uang hasil tindak kejahatan yang dilakukan oleh suaminya.
Dalam sidang dakwaan Harvey Moeis yang lalu, perwakilan perusahaan smelter swasta PT Refined Bangka Tin (RBT) itu disebut-sebut menyamarkan hasil tindak pidana melalui rekening Sandra Dewi.
Fakta tersebut diungkap tim jaksa penuntut umum dalam sidang pembacaan dakwaan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2024).
Dalam dakwaannya, jaksa penuntut umum mengungkapkan bahwa Harvey Moeis berperan mengkoordinir pengumpulan uang pengamanan dari para perusahaan smelter swasta di Bangka Belitung.
Perusahaan smelter yang dimaksud ialah CV Venus Inti Perkasa, PT Sariwiguna Binasentosa, PT Stanindo Inti Perkasa, dan PT Tinindo Internusa.
Mekanisme pengumpulan uang pengamanan itu dibungkus seolah-olah untuk kegiatan corporate social responsibility (CSR) melalui Crazy Rich Pantai Indah Kapuk (PIK), Helena Lim.
Uang tersebut ditransfer perusahaan-perusahaan smelter ke rekening money changer tempat Helena Lim bekerja, PT Quantum Skyline Exchange.
Kemudian uang tersebut diubah bentuk menjadi mata uang asing, yakni Dolar Singapura (SGD) dan Dolar Amerika Serikat (USD).
Uang dalam bentuk valuta asing kemudian diserahkan Helena Lim kepada istri Dirut PT RBT yang bernama Anggreini di rumah Jalan Gunarwarman nomor 31-33 Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
Selain mengubah bentuk uang pengamanan ke dalam valuta asing, Harvey juga disebut-sebut menyamarkannya dengan cara mentransfer dari rekening PT Quantum Skyline Exchange ke berbagai rekening.
Di antara rekening-rekening yang ditransfer, terdapat milik istrinya, yakni Sandra Dewi.
"Mentransfer uang tersebut dari rekening PT Quantum Skyline Exchange, Kristiyono, dan PT Refined Bangka Tin periode tahun 2018 sampai dengan tahun 2023 diantaranya ke rekening: Sandra Dewi selaku istri terdakwa Harvey Moeis pada Bank BCA nomor rekening 07040688883 atas nama Sandra Dewi sejumlah Rp 3.150.000.000," kata jaksa penuntut umum.
Kemudian, uang juga ditransfer ke rekening asisten pribadi Sandra Dewi yang bernama Ratih Purnamasari senilai Rp 80 juta.
Menurut jaksa, uang yang ditransfer ke rekening asisten pribadi itu kemudian digunakan untuk kebutuhan pribadi Sandra Dewi.
"Ratih Purnamasari selaku asisten pribadi Sandra Dewi pada Bank BCA nomor 7140071735 atas nama Ratih Purnamasari sejumlah Rp 80.000.000 untuk keperluan Sandra Dewi," ujar jaksa.
Selain itu, uang juga ditransfer ke rekening Harvey Moeis ke empat rekeningnya senilai Rp 2 miliar sampai Rp 32 miliar:
- Pada Bank BCA nomor rekening 00064066699 atas nama Harvey Moeis seluruhnya sebesar Rp 6.711.215.000;
- Pada Bank BCA nomor rekening 0064099988 atas nama Harvey Moeis seluruhnya sebesar Rp 2.746.646.999;
- Pada Bank BCA nomor rekening 05025109993 atas nama Harvey Moeis seluruhnya sebesar Rp 32.117.657.062; dan
- Pada Bank BCA nomor rekening 06010160411 atas nama Harvey Moeis seluruhnya sebesar Rp 5.563.625.000.
Berdasarkan dakwaan jaksa, uang yang masuk ke rekening Harvey Moeis ini dibuat seolah-olah terkait dengan kegiatan bisnisnya.
"Transaksi tersebut diberikan keterangan dalam slip setoran seolah-olah untuk pembayaran hutang, modal usaha dan operasional," katanya.
Atas perbuatannya ini, Harvey Moeis dijerat Pasal Pasal 2 Ayat (1) dan Pasal 3 juncto Pasal 18 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP terkait dugaan korupsi.
Selain itu, dia juga didakwa tindak pidana pencucian uang (TPPU) terkait perbuatannya menyamarkan hasil tindak pidana korupsi, yakni Pasal 3 dan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.