Tanggapi Retreat Menteri-menteri Prabowo di Akmil Magelang, Pengamat Singgung Soal Ini
Kegiatan ini berlangsung dari 24 hingga 27 Oktober dan diakhiri dengan prosesi pelepasan yang melibatkan Taruna dan Taruni Akmil.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Retreat yang diadakan oleh Presiden Prabowo Subianto dan anggota Kabinet Merah Putih di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, berakhir pada Minggu, 27 Oktober 2024.
Kegiatan ini berlangsung dari 24 hingga 27 Oktober dan diakhiri dengan prosesi pelepasan yang melibatkan Taruna dan Taruni Akmil.
Pelepasan Presiden Prabowo dan rombongan dilakukan dengan prosesi Jajar Kehormatan yang dipimpin oleh Gubernur Akmil, Mayjen TNI R Sidharta Wisnu Graha.
Prosesi ini berlangsung di dekat gerbang keluar Akmil, sekitar pukul 10:50 WIB, melibatkan prajurit berseragam lengkap yang menghormati kepala negara dengan mengangkat tangan.
Suasana khidmat juga diperkuat oleh penampilan drumband Genderang Suling Canka Lokananta.
Karakter Merah Putih
Ngasiman Djoyonegoro, penggagas Gerakan Indonesia Optimis (GIO), menekankan pentingnya karakter Merah Putih bagi anggota kabinet.
Dalam pernyataannya, Djoyonegoro menyebutkan bahwa karakter tersebut mencakup sikap tanggap, responsif, cerdas, tangguh, dan setia kepada bangsa.
"Karakter merah putih harus mulai disaturasikan di antara para menteri yang akan mengurus negeri ini," ujarnya.
Djoyonegoro juga menyoroti bahwa Gerakan Indonesia Optimis lahir untuk membalikkan narasi pesimisme menjelang Pilpres 2019, di mana banyak yang meramalkan Indonesia akan bubar pada 2030.
"Saat ini, situasi telah banyak berubah. Presiden Prabowo dengan Kabinet Merah Putih memberikan perspektif optimisme dalam menjalankan pemerintahan selama lima tahun ke depan," tambahnya.
Pentingnya Budaya Bangsa
Okki Tirto, akademisi dan pemerhati kebudayaan, juga memberikan pandangannya.
Ia menekankan bahwa budaya Indonesia sulit dirumuskan karena banyaknya suku bangsa, namun dapat dicirikan melalui tiga hal: peci hitam, gotong royong, dan bahasa Indonesia.
Menurutnya, pemimpin dan rakyat perlu membedakan antara budaya bangsa dan negara.
"Budaya bangsa kita perlu dirumuskan kembali sebagai akar dan rute, berdasarkan kesepakatan bersama para pemimpin bangsa," jelas Okki.
Ia menambahkan bahwa tema "Budaya bangsa kita perlu dirumuskan kembali sebagai akar dan rute, berdasarkan kesepakatan bersama para pemimpin bangsa," merupakan upaya membangun kekayaan perspektif kebudayaan dalam kerangka optimisme akan masa depan.
Sumber: Tribun Banten
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.