Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Megawati: Saya Ini Tahu Statistik, Tahu Bahwa Survei Itu Bisa Dibeli

Megawati menyinggung soal survei yang bisa dibeli namun tidak menyebutkan survei apa yang dimaksud.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Megawati: Saya Ini Tahu Statistik, Tahu Bahwa Survei Itu Bisa Dibeli
Tribunnews.com/Fersianus Waku
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri tiba di halaman Masjid At-Taufiq untuk mengikuti upacara peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan RI, Sabtu (17/8/2024). 

"Kalian di mana? Nanti kalau kalian enggak turun awas, ya! Enggak ada sekarang turun semua apa pun namanya untuk memenangkan Pak Pram dan Si Doel," ucap Megawati dalam sambutannya, Senin.

Megawati mengatakan, pemilu di Indonesia bersifat langsung, sehingga rakyat bebas menentukan pilihannya.

Ia juga mengimbau agar rakyat tidak takut memilih paslon yang memang sesuai hatinya.

"Jadi, lihat hatimu kalau dari yang ingin kamu pilih, siapa yang ingin kamu pilih?" ujar Megawati.

Megawati juga mengimbau agar rakyat tidak tergiur dengan tawaran uang hanya untuk mengubah pilihannya di Pilkada.

Sebagai warga Jakarta, Megawati juga merasa berhak untuk menentukan pilihannya di Pilkada Jakarta. Secara terang-terangan, Megawati memilih Pramono-Rano untuk memimpin Jakarta.

Ia yakin, dengan pengalaman sebagai sekretaris kabinet (Sekab), Pramono bisa memimpin Jakarta menjadi lebih baik nantinya.

BERITA REKOMENDASI

Beda Survei di Pilkada Jakarta 2024

Pekan ini ramai diperguncingkan publik terkait bedanya hasil survei Pilkada Jakarta 2024 dari dua lembaga yaitu Lembaga Survei Indonesia dan Poltracking.

Tim Dewan Etik Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) akhirnya turun tangan menangani itu, dimulai dengan rapat internal.

Hal ini disampaikan oleh anggota Dewan Etik Persepsi sekaligus pendiri lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani.

Saiful mengatakan pihaknya bakal memanggil LSI dan Poltracking buntut perbedaan hasil survei Pilkada Jakarta 2024 tersebut.


"Karena hasil survei mereka berbeda signifikan, maka kami Dewan Etik Persepsi akan segera rapat dan memanggil kedua lembaga tersebut," kata Saiful pada Kamis (24/10/2024), dikutip dari Warta Kota.

Saiful mengatakan LSI dan Poltracking harus menjelaskan mengapa hasil survei terkait elektabilitas pasangan calon (paslon) bisa berbeda meski dirilis di waktu yang berdekatan.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas