Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sasaran Program Makan Bergizi Gratis Menurut IDAI

Sesuai dengan janji kampanye sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto segera merealisasikan Makan Bergizi Gratis (MBG).

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Sasaran Program Makan Bergizi Gratis Menurut IDAI
Kompas.com
Ilustrasi rekomendasi makanan yang dapat meningkatkan kesuburan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sesuai dengan janji kampanye sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto segera merealisasikan Makan Bergizi Gratis (MBG).

Pada realisasinya program ini telah ditujukan untuk untuk anak sekolah, dari mulai tingkat PAUD, SD, SMP, hingga SMA, termasuk santri pesantren. 

Baca juga: VIDEO Soal Program Makan Bergizi Gratis, Kementerian Sosial Tunggu Perintah Prabowo

Total anggaran APBN yang dialokasikan tahap pertama mencapai Rp 71 triliun dan akan mulai dilakukan secara bertahap di seluruh Indonesia yang dimulai pada 2 Januari 2025.

Namun, terkait program makanan gizi gratis ini, siapakah sesungguhnya sasaran yang tepat?

Anggota Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI dr. Cut Nurul Hafifah, SpA(K) pun beri tanggapan. 

Menurutnya, program makanan bergizi gratis sebetulnya adalah untuk menangani stunting.

BERITA REKOMENDASI

Dan tujuan akhirnya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. 

"Awalnya, di tahun 2023, bapak Prabowo menyampaikan bahwa targetnya adalah 83 juta orang. Mulai dari anak usia dini, siswa SD, SMP, SMA, santri, kemudian ibu hamil. Lalu, di 2024 Februari, berubah menjadi 70,5 juta sasaran," ungkapnya pada media briefing virtual, Minggu (3/11/2024). 

"Awalnya adalah anak usia dini, sekarang menjadi anak balita. Kemudian, tadinya adalah ibu hamil, sekarang ditujukan anak TK, SD, SMP. Alokasi dana kira-kira katanya Rp 71 triliun untuk 2025. Nah, kalau diperhitungkan, ini hanya cukup untuk 15-17 persen dari populasi yang 83 juta orang. Jadi, siapa sebenarnya sasaran yang tepat?" Lanjutnya. 

Menurut dr Cut, berdasarkan studi James Heckman, seribu hari pertama kehidupan manusia adalah langkah investasi yang cerdas. 

"Kita investasi 1 dolar, maka keuntungannya akan 16 kali lipat. Sehingga, usia emas ini adalah pada seribu hari pertama kehidupan,"lanjutnya. 


Seribu hari pertama sendiri dimulai dari prenatal hingga saat anak berusia 2 tahun.

Pemerintah, menurut dr Cut perlu melakukan intervensi sejak seribu hari kehidupan. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas