Ubah Paradigma, Kementrans Dorong Kehidupan Harmonis Warga Transmigrasi dan Penduduk Lokal
Irwan Fecho mengatakan untuk mencapai arahan Presiden Prabowo maka dilakukan perubahan paradigma dari paradigma lama dalam pembangunan transmigrasi
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Transmigrasi (Kementrans) berkomitmen mewujudkan persatuan dan kesejahteraan masyarakat sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
Juru Bicara Kementrans dan juga Staf Khusus Menteri Iftitah Sulaiman, Irwan Fecho mengatakan, untuk mencapai arahan Presiden Prabowo maka dilakukan perubahan paradigma baru dari paradigma lama dalam pembangunan transmigrasi.
Baca juga: Program Transmigrasi ke Papua Sudah Tak Bisa Dilanjutkan Lagi, Apa Penyebabnya?
"Perubahan paradigma ini penting untuk menjamin terwujudnya peningkatan kesejahteraan para warga transmigran dan penduduk sekitar Kawasan Transmigrasi, yang hidup berdampingan secara harmonis," ujar Irwan kepada Tribun, Jumat (8/11/2024).
Menurutnya, harmonis dan sejahtera melambangkan persatuan serta kesejahteraan, yang mana dua sisi ini tidak dapat terpisahkan.
Baca juga: Senator Asal PBD Tolak Rencana Program Transmigrasi di Papua: Kami Butuh Guru dan Dokter
Ia menyebut, tidak mungkin bersatu kalau tidak sejahtera, sebaliknya tidak mungkin sejahtera jika tidak bersatu
"Tentu pertanyaannya perubahan paradigmanya apa? Pak Menteri menyampaikan bahwa paradigma baru ini dimulai dengan reposisi, redefinisi, reaktualisasi, revitalisasi dan restrukturisasi Kementerian Transmigrasi," tutur Politikus Partai Demokrat itu.
Ia mencontohkan, terkait reposisi maka tadinya pusat sebagai steering dan operating factor, maka mulai sekarang Kementrans sebagai fasilitator dan integrator.
Kemudian, yang tadinya kebijakan dari top down (atas ke bawah menjadi bottom up (bawah ke atas), sentralistik menjadi desentralistik.
"Terkait redefinisi, dulu kan orientasinya pada jumlah penduduk yang dipindahkan maka paradigma barunya adalah orientasinya pada kesejahteraan warga transmigran dan warga sekitarnya," paparnya.
Begitupun dengan revitalisasi, kata Irwan, yang tadinya prioritas pada pembangunan kawasan baru maka mulai sekarang fokus pada pemberdayaan kawasan.
"Kalau dulunya dipandang merusak hutan dan lingkungan maka sekarang semangatnya pembangunan berkelanjutan," ucapnya.
Baca juga: Munculkan Ekonomi Baru di Daerah, Kementerian Transmigrasi Revitalisasi 45 Kawasan
Lebih lanjut Ia menjelaskan, reaktualisasinya juga begitu, sehingga tidak lagi ekslusif tapi justru lebih inklusif.
kemudian, jika dulunya sangat sektoral maka Kementerian Transmigrasi saat ini melandaskan pada semangat kolaboratif.
"Untuk itu Menteri Transmigrasi bapak Iftitah Sulaiman telah menginstruksikan pada seluruh jajaran Kementerian Transmigrasi agar dalam perencanaan sampai pelaksanaan program dan kegiatan selalu indikator utamanya terkait Persatuan dan Kesejahteraan," paparnya.