Acap Dikaitkan, Anies Baswedan Klarifikasi Soal Partai Perubahan Indonesia
Setelah kalah dalam kontestasi Pilpres 2024, langkah politik Anies Baswedan masih menjadi daya tarik banyak orang.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Setelah kalah dalam kontestasi Pilpres 2024, langkah politik Anies Baswedan masih menjadi daya tarik banyak orang.
Banyak yang penasaran mengenai rencananya ke depan. Tak sedikit menduga ia mendirikan partai sebagai kendaraan politiknya.
Hingga sekarang, nama Anies masih dikaitkan dengan Partai Perubahan atau Partai Perubahan Indonesia.
Baca juga: Iwan Tarigan: Partai Perubahan Indonesia Bukan Inisiatif Anies Baswedan
Ya, "perubahan" merupakan jargon politik Anies saat mengikuti kontestasi Pilpres 2024.
Namun, ditegaskan Anies melalui juru bicaranya Sahrin Hamid, eks Gubernur DKI Jakarta itu, tidak ada kaitan sama sekali dengan Partai Perubahan atau Partai Perubahan Indonesia.
"Kami sampaikan bahwa Anies Baswedan tidak terlibat dengan Partai Perubahan atau Partai Perubahan Indonesia, atau pun partai baru apapun," ucap Sahrin dalam rekaman video yang dibagikan kepada Tribunnews.com.
Anies, lanjut dia, sama sekali tidak terlibat proses pendirian hingga pelaksanaan kegiatan-kegiatan partai tersebut.
"Termasuk tidak terlibat dalam kegiatan iuran atau sumbangan dalam bentuk apapun. Demikian informasi ini disampaikan untuk diketahui seluruh khalayak," tegas Sahrin.
Saat ini Anies tak terlalu sibuk. Bahkan pernah menyebut dirinya pengangguran di hadapan mahasiswa Universitas Sophia Tokyo, Jepang, beberapa waktu lalu.
kondisi tersebut tak membuatnya berkecil hati. Apalagi minder.
Sebab, ia memiliki skill atau kemampuan mengajar dengan latar belakang pendidikan mentereng.
Anies tercatat lulusan fakultas ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM).
Ia menempuh magister International Security and Economic Policy di University of Maryland, College Park, Amerika Serikat.
Sementara gelar PhD ia peroleh di Northern Illinois University, Amerika Serikat, pada 1999, dengan disertasi tentang otonomi daerah dan pola demokrasi di Indonesia.
"Kalau ada yang mau mempekerjakan saya silakan. Kalau ada yang mau mengundang saya silakan saja, tapi saya tidak kembali mengajar ke universitas," kata Anies seperti diberitakan Tribunnews.com.