Internal KPK Memanas usai Paman Birin Menang Praperadilan, Pegawai Langsung Kritik Tajam Pimpinan
Terlalu banyak “bisik-bisik” di grup pegawai dan celoteh di belakang terkait dengan ‘ketidakprofesionalan’ dalam “menangani” sebuah perkara pada
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemenangan Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Sahbirin Noor alias Paman Birin dalam praperadilan penetapan tersangka membuat kondisi di internal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jadi panas.
Pimpinan KPK mendapatkan kritik tajam dari pegawainya sendiri.
Seorang pegawai yang tak ingin disebutkan identitasnya menyampaikan kritiknya itu melalui surat elektronik atau email kepada para pimpinan KPK.
Berikut isi email pegawai dimaksud:
Kepada Pimpinan KPK
Yang Terhormat dan Dimuliakan
Melihat berita dibawah terkait dengan putusan PAMAN BIRIN dan kritik-kritik pengamat setelahnya membuat hati ini sungguh miris dan sedih. Saya yakin hal yang terjadi sesungguhnya atas kekalahan ini bukanlah karena keteledoran teknis atau ketidakprofesionalan Penyidik melainkan ada faktor ‘Non Teknis” pada level “kebijakan”
Baca juga: Sebanyak 4.000 Prajurit TNI Terlibat Judi Online, Danpuspom TNI: Sampai Ada yang Gunakan Uang Satuan
Terlalu banyak “bisik-bisik” di grup pegawai dan celoteh di belakang terkait dengan ‘ketidakprofesionalan’ dalam “menangani” sebuah perkara pada periode pimpinan saat ini. Aroma “tebang pilih” atau “memilih-milih” terasa sangat kental dan terasa kentara. Ini pulalah yang kemudian membuat masyarakat di luar meneriakkan kritik-kritik yang sangat-sangat tajam ke KPK bahkan teriakan itu sudah sampai pada tahap permintaan untuk pembubaran
Pimpinan KPK yang dimuliakan Allah SWT, saya harus jujur mengatakan bahwa hanya pada era sekaranglah, kritik terhadap KPK di banyak media sulit dicari “penangkalnya”. Mulai perkara Mantan Ketua, Pegawai Rutan, Pegawai KPK dalam kasus Perdin, kasus etik pimpinan dan lain-lainnya dimana masyarakat dipertontonkan atraksi KPK yang dianggap di luar nalar keadilan dan hukum. KPK yang dulu dibanggakan, sekarang pada titik kepercayaan yang rendah di mata masyarakat.
Pertanyaannya, mau sampai kapan kondisi seperti ini dibiarkan? Apakah kita mau melihat KPK dibubarkan? Apakah Pimpinan dan Pengambil Kebijakan tidak menyayangi KPK dan orang-orang yang tulus dan total bekerja di dalamnya? Apakah sudah tak ada lagi kebanggaan bekerja di Institusi ini? Institusi yang dalam sejarahnya, berani menyentuh semua oknum koruptor pada semua level-level tinggi eksekutif, yudikatif dan legislatif bahkan pernah berani menyentuh besan Presiden. Institusi yang mengumpulkan dan mengeksploitasi kompetensi para talenta terbaik dari berbagai institusi dan kelompok.
Ini adalah tulisan keprihatinan saya sebagai anak dan sebagai warga KPK. Sudah lama Email KPK tak diisi saran dan masukan kepada Pimpinan. Sudah lama nuansa Egaliter hilang dalam ruang-ruang komunikasi KPK. Tulisan ini adalah ungkapan rasa sayang kepada Pimpinan sebagai Ayah Kami. Ini bukan tulisan minta naik tunjangan dan gaji. Apa yang diberikan Negara, Alhamdulillah cukup bagi kami. Kami hanya merindukan sosok “AYAH” yang berani dan tegas dalam menegakkan hukum.
Saya berdoa semoga Allah SWT selalu memberikan Kesehatan, Petunjuk dan Hidayah kepada Pimpinan KPK dan Semua Pengambil Kebijakan di KPK untuk menegakkan keadilan dengan seadil-adilnya tanpa kepentingan pragmatis pribadi.
Mohon maaf sebesar-besarnya bila email ini kurang berkenan, semoga pimpinan bisa dengan bijak memahami keresahan “semua pegawai” yang peduli terhadap Institusi ini.
Baca juga: Komandan Brimob Bantah Tudingan Jaksa Agung soal Kepung Kejagung saat Usut Kasus Timah
Diketahui, Hakim Tunggal Afrizal Hady menerima permohonan praperadilan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor.