Pengacara Habib Rizieq Ungkap Bakal Tuntut Penyelesaian Kasus KM 50 Lewat Pengadilan HAM
Aziz menyebut mekanismenya pemerintah harus tahu dan paham dulu duduk masalahnya yakni dengan cara musyawarah keluarga korban.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengacara Habib Rizieq Shihab, Aziz Yanuar menyatakan kasus KM 50 akan dituntut melalui jalur Pengadilan HAM sesuai UU 26/2000.
Menurutnya, kasus KM 50 adalah gross human rights violation karena memenuhi tiga unsur dalam pasal 104 (1) uu nomor 39 tahun 1999 yakni extra judicial killing, penyiksaan dan penghilangan orang secara paksa.
Baca juga: Habib Rizieq Sebut Kabinet Prabowo Masih Bau Anyir Darah Anggota FPI Insiden Penembakan KM 50
“Tentu saja penyelesaiannya adalah melalui pengadilan ham sesuai UU 26/2000,” kata Aziz saat dihubungi, Senin (2/12/2024).
Aziz menyebut mekanismenya pemerintah harus tahu dan paham dulu duduk masalahnya yakni dengan cara musyawarah keluarga korban.
Baca juga: 3 Poin Pesan Habib Rizieq saat Bertemu Elite Gerindra, Singgung Kasus KM 50
“Kami tim PH (pengacara) kemudian mengusut melalui instrumen yang mereka punya yakni Komnas HAM dan Kejaksaan untuj kemudian diadakan pengadilan HAM untuk menyeret para penjahat kemanusiaan itu ke pengadilan dunia,” ungkapnya.
Pihaknya menyatakan kasus KM 50 bukan kejahatan biasa dan bukan anak kucing yang tewas.
“Melainkan para anak bangsa syahid karena melindungi gurunya jadi tidak bisa diselesaikan dengan peradilan umum,” tuturnya
Sebelumnya, pimpinan Front Persaudaraan Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab menyebut Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto masih bau anyir darah anggota FPI yang tewas dalam peristiwa penembakan KM 50.
Hal ini dikatakan saat memberikan sambutan di kegiatan Reuni 212 di kawasan Silang Monas, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2024) pagi.
Awalnya, Habib Rizieq mengundang jamaah untuk hadir dalam acara haul atau peringatan para korban penembakan di KM 50 pada 5 Desember 2024 di Pesantren Markas Syariat Megamendung, Jawa Barat.
"Karena tentunya, peringatan haul ini bukan sekedar untuk mendoakan, tapi sekaligus juga untuk kita mengambil ibroh, dan ditambah lagi untuk tetap mengingatkan kita bahwa persoalan ini belum tuntas, belum selesai," kata Habib Rizieq.
Di sela-sela undangan tersebut, Habib Rizieq pun meminta maaf karena di dalam kabinet Prabowo Subianto ini masih ada orang-orang yang diduga terlibat dalam peristiwa maut tersebut.
"Maka itu maaf, kalimat terakhir dari sambutan saya yang harus saya sampaikan, maaf, saya sedih, saya prihatin, kalau Kabinet dan dibentuk oleh presiden baru saat ini, masih ada bau anyir darah KM 50," ucapnya.
"Karena ada beberapa orang yang diduga terlibat langsung atau tidak langsung dalam peristiwa KM 50, justru duduk diangkat masuk dalam Kabinet," sambungnya.
Baca juga: Sekelumit Kasus KM 50 yang Kembali Digaungkan Rizieq Shihab, Peristiwa Tewasnya 6 Laskar FPI di 2020
Meski begitu, Habib Rizieq tetap mendukung kabinet Prabowo Subianto untuk bisa memimpin Indonesia lebih baik lagi ke depannya.
"Maka itu sekali lagi, jadi Kabinet ini, secara umum sudah bagus, Kabinet ini secara umum harus kita dukung, Kabinet ini secara umum harus kita beri support untuk bisa bekerja dengan baik, tapi saya tidak bisa menyembunyikan kesedihan saya, keprihatinan saya, ternyata Kabinet tersebut, maaf, masih ada bau anyir darah KM 50," tuturnya.
Lebih lanjut, Habib Rizieq menekankan agar peristiwa berdarah KM 50 agar segera diusut tuntas.
"Maka itu kita akan gelar insya Allah, siap hadir? Siap! Insya Allah kita akan gelar, supaya KM 50 akan terus kita usut sampai tuntas, setuju? Setuju! Takbir!," tegasnya.
Untuk informasi, sejumlah organisasi masyarakat (ormas) islam bakal menggelar reuni akbar 212 yang bakal digelar pada Senin (2/12/2024) pekan depan.
Wakil Ketua 1 Reuni Akbar 212 - 2024, Buya Husein menyebut nantinya kegiatan tahunan itu akan diadakan di silang Monas, Jakarta Pusat.
"Iyaa, untuk lokasi Alhamdulillah sudah fix di Monas, tanggal 2 desember 2024 dimulai dari jam 2 dini hari sampai jam 8 pagi," kata Buya Husein saat dihubungi Tribunnews, Jumat (29/11/2024).
Buya Husein mengatakan pihaknya sudah mendapatkan izin dari untuk menggunakan Monas sebagai tempat kegiatan.
Di sisi lain, pihak panitia juga sudah mengirimkan surat pemberitahuan kepada kepolisian dengan estimasi massa hingga 15 ribu orang.
"Ya kita berharap massa yang datang sebanyak-banyaknya seperti reuni reuni sebelumnya, kalau kita berharap sama Allah kan kita berharap yang maksimal, walaupun kalau pemberitahuan kita masukin 15 ribu. Kalau disurat pemberitahuan masuk ke kepolisian," jelasnya.
Baca juga: Rizieq Shihab Ungkit Peristiwa KM 50 Setelah Bebas Murni: Kalau Mereka Jantan, Saya Tunggu
Nantinya, lanjut Buya Husein, pihaknya akan mengundang sejumlah tokoh islam hingga tokoh politik dalam agenda reuni akbar tersebut.
"Karena kita ini kan acara, acara sudah selesai Pilpres, Pileg, Pilkada, artinya sudah saatnya umat kembali merajut kesatuan, merajut persaudaraan," tuturnya.
Lebih lanjut, Buya Husein mengatakan pihaknya mengimbau kepada seluruh peserta reuni akbar ini untuk tetap tertib dan mengikuti peraturan yang ada.
"Kita mengimbau kepada seluruh peserta untuk tertib dalam aksi tersebut," ungkapnya.