Esensi Soft Skill bagi Gen Z Hadapi Dunia Kerja Jadi Fokus Bersama, Termasuk DPR & Tanoto Foundation
Simak cara DPR RI Komisi X dan Tanoto Foundation membantu Gen Z yang memiliki tantangan besar dalam memasuki dunia kerja di era saat ini.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
"41 persen milenial dan Gen Z memilih jadi pengangguran dibandingkan tidak bahagia di tempat kerja," (Randstad Workmonitor pada 2022)
TRIBUNNEWS.COM - Pentingnya softskill bagi Generasi Z atau Gen Z yang akan masuk ke dunia kerja memang menjadi urgensi tersendiri, terlebih dengan adanya data yang menyebut bahwa Gen Z yang baru lulus kuliah susah mendapatkan pekerjaan dan sulit menyesuaikan diri dengan dunia kerja.
Menurut laporan terbaru Intelligent, platform konsultasi pendidikan dan karier, banyak perusahaan ragu mempekerjakan Gen Z.
Menyoroti hal ini, dr Gamal Albinsaid, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi X mengatakan soal laporan dari Randstad Workmonitor pada 2022, bahwa 41 persen Gen Z mengatakan lebih memilih jadi pengangguran dibandingkan tidak bahagia di tempat kerja.
"Jika dilihat dari financial aspect, 73 persen Gen Z mengatakan mereka lebih memilih untuk memiliki kualitas hidup yang lebih baik daripada lebih banyak tabungan di bank," ujarnya dalam acara Overview Tribunnews, Kamis (21/11/2024).
Hingga akhirnya lahirlah sebuah pemikiran yang disebut soft saving dalam realitas kehidupan finansial Gen Z saat ini.
Dr Gamal menjelaskan bahwa soft saving adalah sebuah pemikiran berupa 'You Only Live Once' atau YOLO, hal itu berbeda dengan paradigma cara berpikir financial independent yang dimiliki para generasi sebelumnya.
Dan itu, disebut dr Gamal menjadi salah satu masalah yang dihadapi Gen Z hari ini, di mana pada akhirnya dampaknya cukup signifikan.
"Misalkan kita lihat jumlah tingkat pengangguran terbuka itu angkanya masih cukup signifikan, bisa di angka 5 persen lebih, itu salah satu problematika yang kita hadapi saat ini dalam konteks bagaimana bisa memahami tantangan-tantangan Gen Z hari ini," ujarnya lagi.
Bahkan satu laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa 9,9 juta anak muda tidak dalam pekerjaan, training ataupun edukasi.
Akar Permasalahan
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menyoroti akar masalah yang membuat Gen Z tidak siap memasuki dunia kerja bahkan minim soft skill.
Baca juga: Gen Z Dicap Lembek di Dunia Kerja? Ini Kata Pengamat Pendidikan dan Soft Skills yang Harus Disiapkan
Termasuk karena proses pendidikan yang diterapkan di Indonesia saat ini yang akhirnya melahirkan generasi-generasi seperti saat ini.
Dalam penilaian yang dilakukan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dalam Programme for International Student Assessment (PISA) 2022, skor Indonesia masih rendah.
Termasuk terlihat dalan konteks membaca, skor literasi membaca Indonesia pada 2022 mengalami penurunan bila dibandingkan 2018.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.