Menteri Agama Resmikan Masjid Al-Munawar Hasil Kerjasama BPKH dan Lazisnu PBNU
Lazisnu PBNU bekerja sama dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dalam salurkan bantuan sarana prasarana ibadah bagi Masjid Al-Munawar Kemenag
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) PBNU kembali bekerja sama dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) RI dalam menyalurkan bantuan sarana prasarana ibadah.
Kali ini bantuan pembangunan dan perluasan diperuntukkan bagi Masjid Al-Munawar Kementerian Agama (Kemenag) RI, yang diresmikan pada Selasa (17/12/2024).
Bantuan ini sesuai dengan komitmen BPKH dalam menyalurkan nilai manfaat dari hasil Dana Abadi Umat (DAU).
Baca juga: Pelantikan Akbar PCINU, Lazisnu, dan Fatayat di Turki: Peran Diaspora Nahdliyin sebagai Duta Bangsa
Hal ini sebagaimana diatur dalam PP Nomor 5 tahun 2018 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 34 tahun 2014 terkait Pengelolaan Keuangan Haji dan PBPKH No 7 Tentang Prioritas Kegiatan Kemaslahatan, yang salah satunya adalah Peningkatan Sarana Prasarana Peribadatan.
Proses pembangunan dan perluasan Masjid Al-Munawar dimulai sejak peletakan batu pertama pada tanggal 28 Juni 2024 dengan total nilai pengadaan unit dan branding airbrush sebesar Rp 3.586.371.000.
Menteri Agama RI Nasaruddin Umar yang hadir pada peresemian menyampaikan ucapan terima kasih dan mengapresiasi kinerja dari BPKH dan NU Care-Lazisnu karena telah menjadi mitra bagi Kemenag untuk membangun dan menyelesaikan pembangunan Masjid Al-Munawar.
Menag berharap masjid tersebut dapat menjadi pelayanan keumatan, terutama dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui kajian dan diskusi publik.
“Kita berharap banyak, bukan hanya membangunnya tapi untuk merawatnya dan sekaligus memakmurkannya. Jadi ini bisa memberikan pencerahan kepada umat, ini (masjid) kan (berada) di ring satu,” katanya.
Sekretaris Lazisnu PBNU, Moesafa menjelaskan bahwa pembangunan dan perluasan masjid ini terdiri dari dua lantai yang meliputi lantai pertama untuk pria, lantai kedua untuk wanita, toilet, tempat wudhu, dan toilet khusus disabilitas.
“Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPKH dan seluruh jajarannya atas terwujudnya program pembangunan dan perluasan Masjid Kementerian Agama Republik Agama, serta kepada bapak ibu di lingkungan Kementerian Agama atas koordinasi dan kerja sama yang baik, sejak saat pengajuan program sampai dengan masjid ini siap untuk diserahterimakan,” jelas Moesafa.
Baca juga: Gaet Gen Z dan Milenial, Lazisnu PBNU Gelar Maulid Nabi Bareng Habib Husein Jafar dan Onad di Jaksel
Ia mengungkapkan bahwa bantuan ini merupakan program prioritas kemaslahatan di bidang peningkatan sarana prasarana ibadah dan termasuk dalam Pilar Program NU Care Damai NU Care-Lazisnu di bidang dakwah.
Sementara itu, Kepala Badan Pelaksana BPKH RI Fadlul Imansyah turut mengapresiasi kecekatan Lazisnu dalam membangun masjid dalam kurun waktu kurang dari enam bulan.
“Ini jarang sekali saya temui. Terima kasih Lazisnu karena telah menjadi mitra kemaslahatan dari BPKH,” ujarnya.
Fadlul menjelaskan bahwa tugas dan fungsi dari BPKH RI adalah mengelola dua dana, yaitu dana haji dan dana kemaslahatan (Dana Abadi Umat).
“Dana yang dikelola BPKH yakni sekitar Rp170 triliun yang berasal dari pengembangan investasi syariah dengan total Rp135 triliun dan dana setoran awal Rp5,5 juta untuk setiap calon jamaah haji,” jelasnya.
Dari keseluruhan dana tersebut, sebanyak Rp3,8 triliun merupakan Dana Abadi Umat. Dana tersebut yang kemudian dikembangkan sesuai prinsip syariah dan menghasilkan sekitar Rp230 miliar per tahun.
Baca juga: Strategi Lazisnu PBNU Permudah Warga Membayar Zakat, Infak dan Sedekah
“Dana pengembangan ini kemudian menjadi sumber dana dari penyaluran program kemaslahatan. Jadi seluruh dana yang digunakan dalam program kemaslahatan, termasuk pembangunan sarana prasarana ibadah sama sekali tidak menggunakan setoran awal jamaah haji, melainkan dari nilai manfaat Dana Abadi Umat yang dikelola oleh BPKH RI sesuai dengan asas prinsip syariah, kehati-hatian, nirlaba, transparan dan akuntabel,” ungkapnya.
Usai peresmian Masjid dengan penandatanganan prasasti dan potong pita, Menag Nasaruddin kemudian melakukan pengecekan tiap tempat yang sudah dipugar, lalu mengimami shalat dzuhur.
Peresemian dan serah terima program pembangunan dan perluasan Masjid Kemenag ini juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kemenag RI M Ali Ramdhani, Staf Khusus, Staf Ahli, Tenaga Ahli, Pejabat Eselon I dan II Kemenag RI.
Hadiri pula Anggota Badan Pelaksana BPKH Bidang SDM dan Kemaslahatan, Sekretaris Badan BPKH yakni Ahmad Zaky, Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU PBNU Qohari Cholil, Direktur Program NU Care-Lazisnu PBNU Syarifuddin, serta mitra Kemenag RI lainnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.