Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri PPPA: Peringatan Hari Ibu Momentum Kesetaraan Perempuan Indonesia 

Menteri Menteri PPPA Arifah Fauzi mengatakan Peringatan Hari Ibu mengandung nilai sejarah perjuangan kemerdekaan dan perjuangan pergerakan perempuan

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Erik S
zoom-in Menteri PPPA: Peringatan Hari Ibu Momentum Kesetaraan Perempuan Indonesia 
(KOMPAS.com/Ardito Ramadhan)
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA), Arifah Fauzi mengatakan Peringatan Hari Ibu adalah hari istimewa bagi kaum perempuan.  

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi 


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA), Arifah Fauzi mengatakan Peringatan Hari Ibu adalah hari istimewa bagi kaum perempuan. 


Dirinya mengatakan Hari Ibu mengandung nilai sejarah perjuangan kemerdekaan dan perjuangan pergerakan kaum perempuan yang terus berkelanjutan.


"Peringatan Hari Ibu (PHI) bukan sekedar “mother’s day". Hari Ibu di Indonesia didasari oleh momentum Kongres Perempuan Pertama pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta yang menjadi sebuah titik penting pergerakan perempuan dan menandai babak baru bangkitnya gerakan perempuan Indonesia untuk berorganisasi secara demokratis, tanpa membedakan agama, etnis, dan kelas sosial," kata Arifah melalui keterangan tertulis, Senin (23/12/2024).

Baca juga: Menag Nasaruddin Umar Berharap Peringatan Hari Ibu Berdampak bagi Penguatan Pemberdayaan Perempuan


Peringatan Hari Ibu ke-96 mengambil tema “Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya, Menuju Indonesia Emas 2045.” 


Tema ini, menurut Arifah, mengandung makna penting yang mengingatkan pentingnya peran perempuan dalam mewujudkan masa depan bangsa.


"Tema ini tidak hanya menjadi pengingat, tetapi juga panggilan bagi kita semua untuk terus memperkuat peran perempuan di semua sektor," kata Arifah. 

Berita Rekomendasi


"Dengan memberikan akses yang setara dalam pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan politik, serta melindungi perempuan dari berbagai kekerasan, artinya kita sedang membangun fondasi yang kokoh untuk Indonesia yang lebih maju, inklusif, dan berdaya saing," tambah Arifah.


Kongres Perempuan Pertama di Yogyakarta pada 22 Desember 1928 menjadi tonggak sejarah kebangkitan gerakan perempuan Indonesia. 


Pada momen tersebut kaum perempuan dapat berdiri setara dengan laki-laki untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa. 


Kongres Perempuan Pertama di Yogyakarta menjadi dasar penetapan Hari Ibu melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1969.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas