Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PP Muhammadiyah Dukung Wacana Kepala Daerah Dipilih DPRD

Ketua Muhammadiyah Haedar Nashir mendukung wacana mengkaji pemilihan kepala daerah (Pilkada) dipilih oleh DPRDprovinsi, kabupaten dan kota.

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Choirul Arifin
zoom-in PP Muhammadiyah Dukung Wacana Kepala Daerah Dipilih DPRD
Situs resmi Muhammadiyah
Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir. 

 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mendukung wacana mengkaji pemilihan kepala daerah (Pilkada) dipilih oleh DPRDprovinsi, kabupaten dan kota.

Wacana tersebut pertama kali diungkap oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan menurut Headar Nashir merupakan wujud dari mulai timbulnya problem atau masalah dari mekanisme pemilihan calon kepala daerah langsung.

Kata dia, awal mula dilaksanakannya pemilihan langsung oleh rakyat terhadap calon kepala daerah adalah untuk mengantisipasi terjadinya penyanderaan politik.

"Ketika dulu ini ada problem ketatanegaraan, dulu ketika beralih dari MPR dan DPRD ke pemilihan langsung itukan diharapkan supaya tidak ada pembajakan lah gitu atau penyanderaan politik seperti masa lalu," kata Haedar saat penyampaian Refleksi Akhir Tahun 2024 PP Muhammadiyah, secara daring, Senin (30/12/2024).

Akan tetapi, alih-alih untuk mencegah terjadinya penyanderaan politik, justru penerapan pemilihan langsung dipandang Haedar, menimbulkan problem.

Berita Rekomendasi

Dimana, salah satunya, hasil dari pemilihan oleh rakyat itu justru membuat pejabat negara menjadi memiliki otoritas yang kuat.

"Tetapi sekarang terjadi kan? Bahwa pimpinan pejabat terpilih yang dipilih secara langsung itu merasa punya otoritas lebih sehingga susah dikontrol nah karena dipilih secara langsung oleh rakyat, siapa yang mengontrol?" kata Haedar.

Banyak pejabat negara yang menurut Haedar, sulit dikontrol ketika berhasil memenangkan pemilihan langsung dan membuat kebijakan.

Baca juga: Polemik Kepala Daerah Dipilih DPRD, Mahfud MD: Bukan Soal Sistem, Tapi Penegakan Aturannya

Mereka kata Haedar, berdalih kalau keputusan yang dikeluarkan adalah atas restu dan kehendak dari rakyat sebagai konstituen yang memilih saat pemilu.

"Jadi ketika ada sekelompok masyarakat yang mau mengontrol selalu argumennya, rakyat yang mana?" kata dia.

"Saya dipilih oleh sekian persen gitu kan, ini baru terasa ada problem ketatanegaraan kita yang terlanjur sudah kita ubah gitu," sambung Haedar.

Baca juga: Said Aqil Setuju Gagasan Prabowo Pilkada Dipilih DPRD: Cost Sosialnya Besar

Atas hal itu, munculnya wacana untuk pemilihan kepala daerah kembali dilakukan oleh DPRD menurut dia perlu dikaji.

Hanya saja, harus diperhatikan banyak aspek termasuk masukan dari rakyat.

"Makanya kemarin sempat ada usul dari pak Prabowo bahwa kita kembali ke DPRD ya itu dikaji secara seksama semuanya," tandas dia.

 

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas