Hari Ini Polri Mulai Sidang Etik Anggota Terduga Pemerasan WN Malaysia di Konser DWP
Kompolnas akan melakukan pemantauan dalam sidang etik terhadap belasan anggota yang terlibat dalam kasus dugaan pemerasan terhadap warga Malaysia.
Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri mulai melakukan sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) terhadap belasan anggota yang terlibat dalam kasus dugaan pemerasan terhadap warga negara Malaysia di konser Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024, 13-15 Desember.
Sidang kode etik ini dimulai pada hari ini, Selasa (31/12/2024) di Gedung TNCC, Mabes Polri, Jakarta Selatan.
Baca juga: Sosok Kombes Donald Simanjuntak, Dimutasi Buntut Kasus DWP, 6 Bulan Jabat Dirresnarkoba Polda Metro
"Iya benar," kata Karopenmas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko saat dikonfirmasi, Selasa.
Nantinya sidang akan dipimpin oleh atasan terduga pelanggar selaku majelis Komisi Kode Etik Polri (KKEP) dalam rangka menegakkan Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia (KEPP)
"Sesuai pada Komitmen Pimpinan Polri melalui Div Propam Polri yang sudah disampaikan telah menindak tegas dan hari ini mulai di sidang etik. Secara simultan serta berkesinambungan berproses sidang etik serta di pantau oleh Kompolnas," ucapnya.
Terpisah, Komisioner Kompolnas, Muhammad Choirul Anam mengaku pihaknya akan melakukan pemantauan dalam sidang ini.
"Kami mendapatkan undangan dan kami hadir, dan ini akan kami kawal prosesnya, tentu saja koridor yang kemarin kami klarifikasi dengan Paminal itu menjadi suatu pegangan kami," kata dia.
Hal ini agar proses sidang kode etik terhadap anggota yang melanggar berjalan dengan baik dan transparan.
"Ndak (semua ke-18 anggota), hari ini cuma beberapa, mungkin besok, besoknya lagi. Kan nggak mungkin juga seharian (sidang)," tambahnya.
Baca juga: Polri Pastikan Sidang Etik 18 Polisi yang Dilaporkan Peras Penonton DWP Digelar Pekan Ini
Duduk Perkara Kasus Pemerasan
Sebelumnya, beredar informasi ada lebih 400 penonton DWP yang menjadi korban pemerasan oleh oknum polisi dengan nilai mencapai 9 juta ringgit atau sekitar Rp 32 miliar.
Penyelenggara DWP Ismaya Live membuat pernyataan terkait kabar kejadian pemalakan dan pemerasan yang terjadi.
"Kepada keluarga besar DWP kami yang luar biasa. Kami mendengar kekhawatiran Anda dan sangat menyesalkan tantangan dan frustrasi yang Anda alami," tulis pernyataan resmi DWP di Instagram, Kamis (19/12/2024).
DWP komitmen akan bekerja sama dengan pihak berwenang dan pemerintah guna menyelidiki kasus ini secara menyeluruh.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.