Soal Usulan Program Makan Bergizi Gratis Pakai Dana Zakat, MUI Nilai Tak Tepat
Menurutnya usulan tersebut akan memunculkan perbedaan pendapat dari para ulama. Meski begitu dinilainya program MBG menggunakan dana zakat tak tepat.
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Muhammad Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas angkat bicara soal usulan pembiayaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) melibatkan masyarakat melalui Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS).
Menurutnya usulan tersebut akan memunculkan perbedaan pendapat dari para ulama. Meski begitu dinilainya program MBG menggunakan dana zakat tak tepat.
Baca juga: Soal Perbedaan Menu Makan Siang Gratis, Menkomdigi Meutya: Menyesuaikan Kearifan Lokal
"Mengingat terbatasnya dana yang tersedia untuk mendukung program MBG, Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI Sultan Najamuddin mengusulkan supaya pemerintah mencari sumber dana alternatif," kata Anwar Abbas, Rabu (15/1/2025).
Ia melanjutkan salah satu sumber dana yang bisa dipertimbangkan untuk itu menurut ketua DPD RI tersebut, melalui dana zakat, infaq, dan sedekah (ZIS).
Baca juga: SMPN 2 Cibinong Bogor Belum Kebagian Makan Bergizi Gratis, Wakil Kepala Sekolah Ditanyai Siswa
"Kalau dari dana zakat tentu akan ada ikhtilaf atau perbedaan pendapat diantara para ulama. Kecuali kalau makanan bergizi tersebut diperuntukkan bagi anak-anak yang berasal dari keluarga fakir dan miskin," terangnya.
Tetapi, kata dia, kalau untuk menyediakan MBG bagi anak-anak dari keluarga yang berada, tentu tidak tepat.
"Kecuali kalau diambil dari dana infak dan sedekah karena ketentuan penyaluran dana infak dan sedekah tersebut memang tidak seketat ketentuan penyaluran zakat. Dimana yang boleh menerima dana zakat tersebut adalah hanya ashnaf yang delapan yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, orang yang dililit hutang, budak yang ingin memerdekakan diri, ibnu sabil dan fi sabilillah," jelasnya.
Sebelumnya Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin mengusulkan, pembiayaan program Makan Bergizi Gratis(MBG) melibatkan masyarakat melalui Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS).
Sebab menurutnya, tipikal masyarakat Indonesia yang gotong royong dan dermawan.
Ditambah dengan potensi zakat yang besar di tanah air.
"Bagaimana kita menstimulus agar masyarakat umum pun terlibat di program makan bergizi gratis ini. Di antaranya adalah saya kemarin juga berpikir kenapa enggak ya zakat kita yang luar biasa besarnya juga kita mau libatkan ke sana, itu salah satu contoh," kata Sultan di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/1/2025).
Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis Dikritik, DPR: Wajar, Pasti Ada Kekurangan di Awal
Sultan meyakini masyarakat juga ingin bergotong royong, untuk terlibat langsung dalam pembiayaan program MBG pemerintah.
Sebab itu dia mendorong agar pemerintah perlu memanfaatkan potensi zakat yang besar melalui lembaga-lembaga ZIS khususnya Badan Zakat Nasional (BAZNAS).
"Sehingga pemerintah tidak bekerja sendiri dengan anggaran yang ada. Saya pun sudah menyampaikan dengan beberapa duta besar, saya sampaikan tolong dong kami punya negara ini, negara kami punya program andalan yang namanya makan bergizi gratis. Tolong juga kalau negara-negara luar juga ingin berkontribusi," ujarnya.
Lebih lanjut, Sultan juga mengapresiasi dukungan yang diberikan pemerintah Jepang, yang akan membantu pelatihan penyediaan makanan.
"Saya mau mengatakan bahwa program makan bergizi gratis ini, kalaupun memang ini program andalan dari eksekutif atau pemerintah, tapi kami berharap dari parlemen melakukan semua fungsi yang ada, memastikan agar program ini juga betul-betul berjalan dengan maksimal," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.