Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Bacaan Niat Puasa Senin Kamis di Bulan Syaban

Umat muslim dapat melakukan sahur dan membaca niat puasa sunnah hari Senin pada malam ini.

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Bacaan Niat Puasa Senin Kamis di Bulan Syaban
Freepik
ILUSTRASI PUASA SYABAN - Ilustrasi ini diambil dari Freepik pada Jumat (31/1/2025), menunjukkan ilustrasi puasa sunnah di bulan Syaban 2025. Amalan puasa sunnah ini, yang dapat dilakukan umat Muslim di hari Senin dan Kamis. 

TRIBUNNEWS.COM - Puasa Senin Kamis merupakan amalan sunnah yang dapat dilakukan umat muslim di hari Senin dan Kamis.

Umat muslim dapat melakukan sahur dan membaca niat puasa sunnah hari Senin pada malam ini.

Berikut adalah bacaan niat puasa hari Senin:

Nawaitu shauma yaumil itsnaini lillahi ta ala.  

Artinya: "Aku berniat puasa sunah hari Senin karena Allah ta ala."

Lantas, melakukan puasa Senin Kamis setelah Nisfu Syaban apakah boleh?

Karena Nisfu Sya’ban jatuh pada tanggal 15, maka puasa Senin Kamis sebelum Nisfu Sya'ban merujuk pada puasa sunnah yang dilakukan pada hari Senin dan Kamis antara tanggal 1 hingga 14 Sya’ban. 

Banyak umat Islam melaksanakan ibadah ini, sebagai bentuk persiapan diri menuju Ramadhan.

Sebagian ulama berpendapat bahwa setelah pertengahan bulan Sya’ban, lebih baik tidak lagi berpuasa sunnah kecuali bagi mereka yang sudah memiliki kebiasaan berpuasa sebelumnya.

Berita Rekomendasi

Meski demikian, ada pendapat yang memperbolehkan dan melarang. Berikut Tribunnews.com rangkum dari laman Baznas dan MUI:

Baca juga: Bolehkah Puasa Qadha Ramadan Setelah Nisfu Syaban?

1. Pendapat yang Melarang

Larangan berpuasa bila telah menginjak separuh akhir bulan Syaban terdapat pada hadist Nabi SAW yang menyatakan tidak boleh berpuasa ketika memasuki paruh kedua bulan Sya’ban yakni dari tanggal 16 sampai akhir.

Rasulullah SAW bersabda:

“Apabila telah tiba pertengahan bulan Sya’ban, maka janganlah kalian berpuasa hingga datang bulan Ramadan.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Hadis ini sering dijadikan dasar pertanyaan apakah boleh puasa setelah Nisfu Sya’ban. 

Ulama berbeda pendapat dalam memahami hadis ini. 

Sebagian memahami bahwa larangan bersifat mutlak, sementara yang lain menganggapnya terbatas pada kondisi tertentu.

2. Pendapat yang Memperbolehkan

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas