TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku terkejut dengan pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait tarif resiprokal yang turut berdampak ke Indonesia.

Kata SBY, kabar itu didengar dirinya saat sedang melukis di suatu daerah di Cisarua.

Mulanya SBY bercerita kalau pada sehari setelah Hari Raya Idulfitri 1446 H kemarin, dirinya langsung pergi ke Cisarua untuk berlibur sekaligus untuk menyalurkan hobi melukis.

"Kemarin setelah sama-sama memperingati Hari Raya Idul Fitri, satu hari kemudian saya sedikit beristirahat di Cisarua. Ada satu kawasan wisata kecil yang bernama Damar Langit. Tujuan kesana tiada lain adalah untuk melukis," kata SBY saat memberikan closing statement di acara diskusi The Yudhoyono Institute, di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (13/4/2025).

Baca juga: Bagaimana Hubungan Pribadi Trump dan Xi Jinping Mempengaruhi Negosiasi Kebijakan Tarif?

Pada momen itu, SBY mengaku berhasil melukis setidaknya 6 gambar pemandangan landscape, termasuk view Gunung Pangrango.

"Kemarin saya lukis ada 6 lukisan landscape yang indah di tempat itu mengabadikan Gunung Pangrango, Gunung Salak dan pemandangan yang lain," kata SBY.

Akan tetapi, tidak lama kemudian atau pada malam harinya, Chairman of The Yudhoyono Institute tersebut, mengaku terkejut dengan apa yang menjadi keputusan Trump.

Dirinya mengaku, pengumuman Trump soal kebijakan tarif impor terbaru telah mengganggu aktivitas melukisnya.

"Tetapi malam hari saya terganggu dengan betapa maraknya, betapa keotiknya dunia sekarang ini lantaran, makin intensif yang disebut dengan perang tarif," beber dia.

Menurut dia, kebijakan dari Trump yang menaikan tarif impor terhadap seluruh dunia itu akan menciptakan gonjang-ganjing baru di sektor ekonomi.

Kata SBY, bukan tidak mungkin perang dagang di antara beberapa negara akan tercipta dengan adanya kebijakan tersebut.

"Balas membalas satu sama lain, termasuk berita bahwa Indonesia juga dikenakan tarif sebesar 32 persen," beber dia.

Terkait dengan kebijakan tersebut, SBY memiliki harapan kepada pemerintah.

Keesokan harinya setelah pulang ke Jakarta, SBY mendengar pengumuman atau respons dari pemerintah terhadap kebijakan Trump.