PKB Balas PKS, Gus Jazil: Tidak Ada ''Matahari Kembar'' dalam Konstitusi, Presiden Saat Ini Prabowo
Ia pun menegaskan bahwa saat ini, Presiden Republik Indonesia adalah Prabowo Subianto, yang merupakan pemimpin negara sah, dan bukan ada dua sosok
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Acos Abdul Qodir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polemik terkait kunjungan sejumlah menteri pemerintahan Prabowo Subianto ke Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) pada momen Lebaran tahun ini memanas.
Wakil Ketua Umum DPP PKB, Jazilul Fawaid, atau akrab disapa Gus Jazil, menanggapi kritikan dari Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, yang mengingatkan tentang potensi munculnya fenomena "matahari kembar" pemimpin negara setelah beberapa menteri bertemu Jokowi.
Gus Jazil menegaskan bahwa dalam konstitusi Indonesia, tidak ada ruang untuk keberadaan "matahari kembar," yang dimaksudkan oleh Mardani.
"Di dalam konstitusi kita, tidak memungkinkan ada matahari kembar. Tidak ada itu," tegas Gus Jazil di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/4/2025).
Menurut Gus Jazil, dalam konstitusi Indonesia yang berlaku, hanya ada Presiden dan Wakil Presiden.
Ia pun menegaskan bahwa saat ini, Presiden Republik Indonesia adalah Prabowo Subianto, yang merupakan pemimpin negara sah, dan bukan ada dua sosok yang saling bersaing dalam kewibawaan.
"Yang ada presiden dengan wakil presiden Kalau itu dianggap matahari kembar, ya tidak. Karena konstitusinya itu bukan kembar, itu ada di presiden," tandasnnya.
Menteri KMP Kunjungi Jokowi Saat Prabowo ke Luar Negeri
Fenomena ini berawal dari kunjungan beberapa menteri Kabinet Merah Putih (KMP) ke Jokowi yang terjadi saat Presiden Prabowo sedang melakukan lawatan luar negeri.
Para menteri ini merupakan wajah-wajah yang pernah duduk di Kabinet Jokowi, dan beberapa di antaranya bahkan masih memanggil Jokowi dengan sebutan "bos."
Baca juga: SBY Mengaku Hati-hati Bicara Kebijakan Kontroversial Trump di Medsos
Di antara mereka, Menteri Kelautan dan Perikanan, Wahyu Sakti Trenggono, dan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, secara terang-terangan menyebut Jokowi sebagai "bos" mereka dalam pertemuan di Solo, Jawa Tengah.
"Silaturahmi sama bekas bos saya. Sekarang masih bos saya,” ujar Trenggono berkelakar saat diwawancarai awak media usai pertemuan dengan Jokowi.
Setelah Trenggono, gantian Budi yang bersilaturahmi dengan Jokowi dan memanggilnya sebagai bos.
"Silaturahmi karena Pak Jokowi kan bosnya saya. Jadi, saya sama Ibu mau silaturahmi mohon maaf lahir dan batin. Juga (minta) doain supaya Pak Presiden dan Ibu itu sehat, karena saya masih jadi Menteri Kesehatan kan," ujar Budi.
PKS Ingatkan Tentang "Matahari Kembar"

Menanggapi kunjungan tersebut, Mardani Ali Sera dari PKS mengingatkan bahwa dalam sistem pemerintahan yang demokratis, tidak boleh ada "matahari kembar" yang saling bersaing dalam memimpin negara.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.