15 Warga Tewas Dibantai di Yahukimo, Anggota DPR Ini Minta Pemerintah Tingkatkan Dialog dengan KKB
Mafirion mengatakan, meskipun pendekatan dialog tidak memberikan solusi instan, hal itu memiliki potensi besar untuk menciptakan perdamaian yang berke
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Acos Abdul Qodir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah serangan brutal oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Yahukimo, Papua Pegunungan, menewaskan 15 pendulang emas.
Peristiwa tragis ini mendapat perhatian dari anggota Komisi XIII DPR RI Fraksi PKB, Mafirion.
Ia meminta pemerintah untuk memperkuat pendekatan dialogis dalam menangani konflik yang telah berkepanjangan di Papua ini.
“Pemerintah harus meningkatkan jalur dialog secara intensif dengan kelompok-kelompok bersenjata di Papua karena situasi kekerasan di Bumi Papua ini terus berlangsung sejak lama," kata Mafirion kepada wartawan, Selasa (15/4/2025).
Mafirion mengatakan, meskipun pendekatan dialog tidak memberikan solusi instan, hal itu memiliki potensi besar untuk menciptakan perdamaian yang berkelanjutan.
Dia merujuk pada kesuksesan penyelesaian konflik di Aceh melalui perjanjian damai Helsinki yang tercapai berkat dialog yang terus-menerus.
"Kita pernah memiliki sejarah konflik yang terjadi di Aceh. Tetapi dengan adanya dialog demi dialog yang terjadi dan memunculkan perjanjian damai Helsinki, konflik itu bisa terselesaikan. Pendekatan itu yang bisa dilakukan untuk membantu mengurai benang kusut konflik di Papua yang tak berkesudahan," ujarnya.
Baca juga: TPNPB-OPM Klaim Tembak Prajurit TNI di Intan Jaya Papua Tengah, Korban Ditembak Sniper saat Patroli
Mafirion juga mengingatkan peran penting Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dalam mengedepankan pendekatan humanis dan non-militer dalam menyelesaikan konflik.
Menurutnya, Gus Dur adalah contoh utama dalam menuntaskan masalah melalui dialog dan empati, bukan dengan kekerasan.
“Sosok Gus Dur bisa menjadi salah satu contoh penyelesaian konflik walaupun saya tahu bahwa banyak pihak yang terlibat secara langsung dan tak langsung untuk mengatasi konflik yang terjadi," tegas Mafirion.

Mafirion menyebut peristiwa pembantaian belsasan pendulang emas di Yahukimo ini sebagai aksi yang lebih dari sekadar kejahatan kriminal.
Dia meyakini ada latar belakang politik di balik kekerasan tersebut, dan memperingatkan bahwa warga sipil di Papua hidup dalam ketakutan karena ketidakpastian situasi keamanan.
“Pembunuhan kepada pendulang emas ini adalah tindakan kriminalitas yang tidak bisa ditoleransi. Ini bukan pertama kali pembunuhan dilakukan," ucapnya.
Baca juga: Tanah Dekai Jadi Saksi Duka, 12 Jenazah Korban KKB Papua Dimakamkan Bersama
Meskipun pemerintah telah menerapkan pendekatan keamanan dan militer, Mafirion menyarankan sudah saatnya bagi pemerintah untuk memetakan strategi dialog yang lebih terfokus untuk menyelesaikan konflik secara tuntas.
“Tapi, berkaca dari berbagai pendekatan keamanan dan militer yang telah dilakukan, pemerintah seharusnya sudah dapat memetakan pendekatan dialogis untuk mencapai penyelesaian konflik," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.