Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Robert Kiyosaki Sebut Masa Depan Bitcoin 'Cerah', Bakal Sentuh Level Tertinggi Akhir Tahun Ini

Penulis dan investor terkenal Robert Kiyosaki mengatakan, masa depan bitcoin “sangat cerah”.

Editor: Sanusi
zoom-in Robert Kiyosaki Sebut Masa Depan Bitcoin 'Cerah', Bakal Sentuh Level Tertinggi Akhir Tahun Ini
PEXELS/WORLDSPECTRUM/Kompas.com
Ilustrasi bitcoin, aset kripto, Cryptocurrency Ethereum. 

TRIBUNNEWS.COM - Penulis dan investor terkenal Robert Kiyosaki mengatakan, masa depan bitcoin “sangat cerah”.

"Hore. Harga Bitcoin naik di atas 60.000 dolar AS. Masa depan yang sangat cerah. Rayakan namun tetap berhati-hati. Saya menunggu harga turun sebelum berinvestasi lebih banyak," kicau penulis buku populer Rich Dad Poor Dad ini, Jumat (15/10), seperti dikutip Bitcoin.com.

Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin pada Senin (18/10) pukul 13.24 WIB ada di 62.293,95 dolar AS atau naik 2,49 persen dibanding posisi 24 jam sebelumnya.

Baca juga: Pernyataan Putin Disebut Dongkrak Harga Bitcoin Dekati 60 Ribu Dolar AS

Padahal sebelumnya, Kiyosaki memperkirakan, "kehancuran pasar saham raksasa" akan datang pada Oktober tahun ini. Dan, menurutnya, harga emas, perak, dan Bitcoin bisa terseret jatuh.

Pada Juli lalu, dia memperingatkan: “Gelembung terbesar dalam sejarah dunia semakin besar. Kehancuran terbesar dalam sejarah dunia akan datang”.

Tapi, Kiyosaki melihat Bitcoin sebagai investasi dengan keuntungan terbesar. “Dengan penurunan dollar AS, Bitcoin dan perak adalah investasi terbaik,” katanya.

Baca juga: Cuitan Dogecoin Elon Musk Bikin Harga Bitcoin Melonjak

Pada Agustus lalu, dia men-tweet, bahwa Amerika Serikat “akan bangkrut” dan merekomendasikan investor untuk “terus membeli emas, perak, serta Bitcoin”.

Berita Rekomendasi

Selain itu, Kiyosaki mengulangi pada Jumat (15/0) alasannya berinvestasi di Bitcoin. "Saya menyukai Bitcoin karena saya tidak mempercayai Fed (bank sentral AS), Departemen Keuangan AS, atau Wall Street," sebut dia.

Pernyataannya menggemakan komentar yang dia buat pada Agustus lalu, yang menyebutkan alasan utama dia berinvestasi dalam Bitcoin, emas, dan perak. “Karena saya tidak mempercayai para pemimpin kita, The Fed, Departemen Keuanga AS, atau pasar saham”.

Akhir Tahun Ini, Harga Bitcoin Diprediksi Sentuh Level Tertinggi Sepanjang Masa

Pergerakan aset kripto, Bitcoin (BTC) diprediksi masih akan terus menguat.

Diprediksi pada akhir tahun ini bakal menyentuh level tertinggi sepanjang masa atau all time high.

COO Tokocrypto Teguh Kurniawan Harmanda (Manda) mengatakan, berdasarkan data historikal dalam beberapa tahun terakhir, harga Bitcoin meningkat dan memimpin market di setiap Oktober, di mana hal ini konsisten terjadi dalam tiga tahun kebelakang periode 2019-2021.

Baca juga: Tingginya Permintaan, Dongkrak Harga Bitcoin di Atas Rp 800 Jutaan

"Untuk aset Bitcoin diprediksi dapat mengalami all time high baru pada akhir tahun ini, dan menciptakan rekor tertinggi baru," tutur Manda saat dihubungi, Kamis (14/10/2021).

Manda menjelaskan, harga Bitcoin pada Mei 2020 telah melewati level resisten senilai 53 ribu dolar AS atau sekitar Rp 747 juta (kurs Rp 14.100), di mana pada saat ini sudah mencapai 57 ribu dolar AS atau sekitar Rp 803 juta.

Baca juga: Miliarder George Soros Ternyata Ikutan Mengoleksi Bitcoin, tapi Jumlahnya Tidak Banyak

"Saat ini Bitcoin sedang menuju resisten lamanya di sekitar 64 ribu dolar AS (Rp 902 juta). Jika hal ini terlewati, maka BTC bisa menembus all time high-nya," ujarnya.

"Saat ini, total market cap aset kripto adalah 2,3 triliun dolar AS, kurang lebih 46,9 persen dari market cap aset kripto ada di BTC. Jika dominasi BTC semakin meningkat, hal ini akan menyebabkan kenaikan harga BTC," sambungnya.

Adapun salah satu sentimen yang menguatkan aset kripto, kata Manda, dipengaruhi supply dan demand di pasar.

Ilustrasi bitcoin, aset kripto, Cryptocurrency Ethereum.
Ilustrasi bitcoin, aset kripto, Cryptocurrency Ethereum. (PEXELS/WORLDSPECTRUM/Kompas.com)

"Ini bisa dipengaruhi berbagai faktor, kepercayaan masyarakat terhadap proyek aset kripto tersebut, utilitas atau kegunaannya di masa depan dan dalam kehidupan nyata, serta berbagai isu, berita maupun event yang terjadi," tuturnya.

Ia menyebut, kepercayaan menjadi salah satu kunci dari kenaikan nilai Bitcoin ke depannya.

"Bitcoin masih menjadi aset kripto acuan bagi para investor, khususnya investor pemula yang baru invest di aset kripto. Nilai Bitcoin relatif lebih stabil yang didukung market cap besar dan ditambah beberapa perusahaan terkemuka di luar Indonesia juga telah memanfaatkan Bitcoin sebagai alat pembayaran," paparnya.

Baca juga: Harga Bitcoin yang Cukup Tinggi, Sempat Jatuh Kini Makin Perkasa

Tertinggi dalam Dua Tahun ke Depan

Direktur Fidelity of Global/Macro Jurrien Timmer memprediksi, reli yang sedang berlangsung pada mata uang bitcoin dapat terus mencapai rekor tertinggi dalam dua tahun ke depan.

Melansir Business Insider, berdasarkan model penawaran dan permintaan miliknya, Timmer melihat bitcoin bisa mencapai level 100.000 dolar AS atau Rp 82,288 triliun (1 bitcoin = Rp 822,88 juta) pada tahun 2023 karena trader atau pemburu momentum mulai membeli bitcoin saat terjadinya reli baru-baru ini.

"Reli ini datang dengan sedikit kemeriahan dan tampaknya tidak didorong oleh pemburu momentum. Persentase koin yang dipegang oleh 'turis' jangka pendek turun menjadi hanya 15 persen. Ini memberi tahu saya bahwa mungkin ada ruang untuk berlari jika pemburu momentum masuk dalam waktu bersamaan," kata Timmer.

Dia menambahkan, sebagian besar harga terendah dalam bitcoin terjadi ketika koin yang dipegang oleh "turis" jangka pendek mendekati 30 persen.

Data yang dihimpun Business Insider menunjukkan, harga bitcoin naik 2 persen menjadi 56.917 dolar AS pada hari Selasa (12/10/2021). Di sepanjang Oktober, bitcoin sudah naik 31 persen di mana mata uang kripto populer itu berhasil mencapai kembali beberapa level resistensi utama.

Tapi Timmer tidak melihat pergerakan bitcoin baru-baru ini sebagai suatu hal yang berlebihan, berdasarkan aksi harga relatif antara bitcoin dan emas.

Baca juga: Bitcoin Disebut Tidak Memiliki Nilai Intrinsik, Regulator Harus Mengaturnya

"Ini sebenarnya adalah langkah yang cukup berkelanjutan, dan ini bukan gelembung yang akan meledak," katanya dalam wawancara dengan CNBC, Rabu.

Jika bitcoin mencapai harga 100.000 dolar AS, banyak yang percaya bahwa cryptocurrency dapat menjadi ancaman bagi dolar AS dan statusnya sebagai mata uang cadangan dunia. Tapi Timmer mengatakan tidak begitu banyak.

Baca juga: Pertama di Dunia, El Salvador Gunakan Energi Gunung Api Untuk Penambangan Bitcoin

“Saya benar-benar tidak berpikir bitcoin mengancam dolar atau status cadangan dolar. Proposisi nilai Bitcoin adalah bahwa pada akhirnya ia berubah dari hanya sebagai penyimpan nilai dan juga menjadi sebagai alat tukar, dan itu tergantung pada (perkembangan) lapisan kedua yang sedang dibangun sekarang," kata Timmer.

Faktanya, Timmer percaya bahwa jangkauan bitcoin yang berkembang dapat memperkuat status dolar AS sebagai mata uang cadangan yang digunakan secara global.

"Mungkin (bitcoin) sebenarnya akan memastikan bahwa dolar akan mempertahankan status cadangannya sebagai mata uang dunia karena semua mata uang tiba-tiba akan tersedia di jangkauan dunia yang lebih jauh, melalui bitcoin, dan itu mungkin masih akan terhubung ke dolar dalam waktu dekat," kata Timmer.

Miliarder George Soros Ternyata Ikutan Mengoleksi Bitcoin, tapi Jumlahnya Tidak Banyak

Soros Fund Management, perusahaan manajemen aset yang didirikan investor miliarder dan dermawan George Soros, mengungkapkan bahwa Soros benar memiliki bitcoin cryptocurrency.

"Kantor keluarga memiliki beberapa koin … tetapi tidak banyak,” ujar Dawn Fitzpatrick, CEO dan kepala investasi Soros Fund Management, dalam sebuah wawancara di acara Bloomberg minggu ini.

Baca juga: Tajir Melintir, 6 Miliarder Kripto Ini Gabung ke Jajaran Orang Terkaya di Dunia, Simak Profilnya

Soros Fund Management, yang terkenal menghasilkan keuntungan besar pada investasi mata uang tradisional, tidak segera menanggapi permintaan komentar CNBC ketika ditanya berapa banyak bitcoin yang dimilikinya dan kapan membelinya.

“Saya tidak yakin bitcoin hanya dilihat sebagai lindung nilai inflasi di sini,” kata Fitzpatrick seperti dilansir CBNC, Kamis (7/10).

"Saya pikir itu melewati jurang ke arus utama."

Baca juga: BI: Investor Aset Kripto di Indonesia Tembus 4 Juta, Melonjak di Semester I 2021

Fitzpatrick kemudian menjelaskan bagaimana cryptocurrency sekarang memiliki nilai pasar lebih dari 2 triliun dolar AS, dengan lebih dari 200 juta pengguna.

Harga bitcoin, cryptocurrency paling populer di dunia, telah melonjak 10 persen dari sekitar 50.000 dolar AS pada hari Selasa menjadi lebih dari 55.000 dolar AS pada hari Rabu.

Itu diperdagangkan pada 54.726 dolar AS sekitar pukul 4 pagi waktu setempat pada hari Kamis.

Seminggu yang lalu harga bitcoin adalah sekitar 43.000 dolar AS, sedangkan pada awal tahun satu bitcoin dapat dibeli dengan harga sekitar 29.000 dolar AS.

Baca juga: Survei Luno-YouGov, 58 Persen Orang Indonesia Yakin Nilai Aset Kripto Meningkat 10 Tahun ke Depan

Reli bitcoin terbaru datang meskipun ada ancaman lanjutan dari tindakan keras peraturan dari pemerintah di seluruh dunia dan kekhawatiran tentang jejak lingkungan yang sangat besar.

Kekhawatiran peraturan AS telah mereda minggu ini setelah Menteri Keuangan Janet Yellen dan Ketua SEC Gary Gensler mengatakan mereka tidak memiliki rencana untuk memberlakukan pembatasan pada perdagangan cryptocurrency.

George Soros
George Soros (SPUTNIK NEWS)

"Reli baru-baru ini kontras pasar saham dengan aset seperti saham, obligasi dan emas memiliki periode kecemasan atas inflasi tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang melambat," kata Freddie Evans, seorang pedagang penjualan di broker aset digital GlobalBlock yang berbasis di Inggris, dalam sebuah pernyataan. Rabu.

“Kemajuan bitcoin baru-baru ini bisa menjadi pengulangan sejarah setelah larangan China terhadap aktivitas crypto,” tambahnya.

Bitcoin bukan satu-satunya cryptocurrency yang melonjak tahun ini. Di tempat lain, harga eter naik lebih dari tiga kali lipat dari sekitar 1.000 dolar AS per koin pada awal tahun, menjadi lebih dari 3.000 dolar AS per koin pada hari Kamis.

Sebagian besar investor profesional berpikir bitcoin hanyalah gelembung, menurut Survei Manajer Dana Bank of America yang diterbitkan pada bulan April.

Sekitar 74 persen dari mereka yang menanggapi ukuran pasar yang diawasi ketat mengatakan mereka melihat cryptocurrency terkemuka sebagai gelembung.

Hanya 16 persen yang mengatakan tidak untuk pertanyaan itu, menunjukkan alasan yang sangat spekulatif yang mereka lihat tentang bitcoin.

sebagian artikel ini sudah tayang di KONTAN dengan judul Penulis buku Rich Dad Poor Dad: Masa depan Bitcoin sangat cerah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas