Terapkan Teknologi, Pembudidaya Ikan Lele Bisa Panen 2,5 Ton dari Sebelumnya 800 Kg
Pembudidaya ikan lele asal Cirebon, Jimat Ali Santoso memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan hasil budidaya ikannya.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Pembudidaya ikan lele asal Cirebon, Jimat Ali Santoso memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan hasil budidaya ikannya.
Jimat yang telah terjun ke dunia budidaya ikan lele sejak 2019, awalnya kesulitan modal dan kekurangan pakan, sehingga hasil panennya tidak maksimal.
Baca juga: Pendapatan LPKR Capai Rp 10,95 Triliun dan EBITDA Rp 2,9 Triliun pada Kuartal Ketiga 2021
Namun, setelah menerapkan teknologi eFishery dengan fitur eFisheryFeeder pada tahun lalu, terjadi peningkatan produktivitas hasil panen lelenya.
"Setelah satu tahun ini bekerja dengan teknologi eFisheryFeeder, yang tadinya hasil panen hanya berkisar 800 kilogram per kolam, sekarang meningkat menjadi 2 ton sampai 2,5 ton per bulan," kata Jimat, Jumat (5/11/2021).
Selain mendulang panen yang berlipat-lipat, Jimat mengaku hasil penerapan teknologi membuat dirinya dapat memperluas lahan bisnis budidaya ikan lele menjadi tujuh kolam.
Baca juga: Dirjen Budidaya KKP Dukung Budidaya Udang Vaname di Jembrana
"Selain teknologi eFisheryFeeder, sekarang saya juga menggunakan layanan Kabayan (Kasih, Bayar Nanti). Jadi saya bisa beli pakan sekarang dan bayarnya nanti setelah saya panen. Prosesnya mudah dan praktis, hanya melalui aplikasi eFisheryKu," paparnya.
Melihat hal tersebut, Co-Founder dan Chief of Staff eFishery, Chrisna Aditya menyampaikan, prospek industri akuakultur pada saat ini semakin berkembang pesat, ketimbang sektor makanan berbasis hewani lainnya.
Baca juga: eFishery Ajak Anak Muda Indonesia Majukan Industri Akuakultur
"Kami ingin menciptakan ekosistem yang inklusif, sehingga siapa saja, termasuk pembudidaya milenial seperti Pak Jimat, dapat sukses berbudidaya dengan dukungan yang diberikan oleh eFishery," paparnya.
Dari data yang dihimpunnya, kata Chrisna, laju tangkapan ikan laut cenderung stagnan, di mana pertumbuhannya hanya tiga persen.
Di sisi lain, akuakultur tumbuh 21 persen selama enam tahun terakhir, sehingga prospek industri ini semakin cerah karena potensinya sangat besar termasuk Indonesia.
"Saat ini sudah lebih dari 20 ribu pembudidaya yang menjadi bagian dari eFishery dalam delapan tahun berdiri,” paparnya.