Cerita Eddy Yansen, Sosok di Balik Platform Sociabuzz
Key Opinion Leader bukanlah konsep marketing baru. Namun ketika konsep tersebut mulai populer, Sociabuzz merupakan salah satu pemain pertama
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Key Opinion Leader (KOL) bukanlah konsep marketing baru.
Namun ketika konsep tersebut mulai populer di Indonesia di dekade terakhir 2010-an, Sociabuzz merupakan salah satu pemain pertama di industri marketplace KOL.
Platform ini sempat ramai diperbincangkan pada Juli, 2021, ketika Youtuber gamer Reza Arap menerima donasi lewat Sociabuzz, sebesar Rp 1 miliar dalam satu kali live streaming.
Baca juga: Perusahaan Ritel Con Cung Dapat Pendanaan 90 Juta Dolar AS dari Quadria Capital
Adalah Eddy Yansen, pengusaha muda yang juga dikenal sebagai salah satu pakar media sosial tanah air salah satu pendiri platform ini.
Ia pun menceritakan bagaimana asal mula lahirnya platform Sociabuzz.
Platform ini merupakan anak kandung inkubator bisnis Ideabox pada 2015.
Untuk pendirian platform ini , Rade Tampubolon, yang kini menjabat sebagai CEO SOciabuzz, mengajak Eddy Yansen untuk meresmikan platform Sociabuzz di bawah bendera PT. Komunika Lintas Maya.
Perusahaan yang disebut terakhir ini mendapat suntikan investasi dari PT. Suryadhamma Investama.
Baca juga: Platform B2B Ecommerce Misumi-VONA Akomodir Kebutuhan Industri Manufaktur
"Sebagai salah satu pemain pertama di industri marketplace KOL, Sociabuzz dibangun dengan ide dasar bahwa pengiklan seharusnya bisa menemukan content creator dengan mudah," kata Eddy dalam keterangannya, Selasa (18/1/2022).
Jadi alih-alih melakukan pencarian content creator dengan cara konvensional, Sociabuzz menjembatani brand dan pengiklan guna melakukan kerjasama marketing.
“Dulu ide Sociabuzz berawal dari kesulitan yang dihadapi Rade ketika berusaha menemukan KOL yang tepat di antara sekian ribu nama influencer di Youtube, Instagram maupun platform media sosial lainnya,” kata Eddy Yansen.
“Kami berdua kemudian membangun Sociabuzz sebagai platform dimana para KOL berkumpul, dan pengiklan maupun brand bisa dengan mudah menemukan KOL yang tepat untuk diajak kerjasama,” Eddy melanjutkan.
Pondasi bisnis marketplace yang dibangun Eddy dan Rade kemudian menarik perhatian investor seperti UMG Idealab dan Kejora Capital.
Keduanya lantas menanamkan pendanaan besar untuk mengembangkan pasar lebih jauh lagi.
“Kami memendam visi untuk membawa Sociabuzz berekspansi ke pasar luar negeri, mengingat evolusi media sosial yang begitu cepat,” lanjut Eddy.
Dua venture capital di atas merupakan nama yang sempat mendanai beberapa perusahaan besar di tanah air.
Kejora Capital, misalnya, sempat mendanai siCepat. Kemudian UMG Idealab sempat pula mendanai aplikasi kesehatan ProSehat.
Pendanaan yang kuat dan pondasi bisnis yang bagus membawa Sociabuzz melesat cepat.
Eddy yakin perubahan dan evolusi media sosial akan lebih drastis lagi.
Pengusaha yang menempuh pendidikan Doktor Ilmu Manajemen menganggap kehadiran era metaverse bakal makin membawa lebih banyak perubahan di ranah media sosial.
Selain Sociabuzz, Eddy Yansen juga mengembangkan banyak bisnis lain di bawah bendera holding Suryadhamma Investama.
Sepanjang Agustus - September 2021, misalnya, Eddy memperkuat khazanah keilmuannya dengan melakukan penelitian dengan mengambil 355 sampel organisasi UKM di Indonesia yang berjualan di media sosial.
Dia melakukan penelitian itu untuk mencari tahu apa orientasi strategis sebuah usaha dalam memanfaatkan ketenaran dari pendirinya yang merupakan seorang influencer atau KOL.
Penelitian ini pun sudah terdaftar dalam HAKI no. 000280964.