Pasang Chip di Otak Manusia Jadi Proyek Baru Elon Musk Tahun Ini
Neuralink diketahui akan segera melakukan uji klinis dengan memasang chip di otak manusia.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anak perusahan Elon Musk yang berfokus pada pengembangan teknologi neuroteknologi, Neuralink diketahui akan segera melakukan uji klinis dengan memasang chip di otak manusia.
Ide ini muncul setelah sebelumnya Neuralink sukses melakukan uji coba pada 2017 silam, dengan menanamkan chip pada otak babi dan monyet. Pada uji coba tersebut, Neuralink mampu membuat seekor kera memainkan game MindPong hanya dengan menggunakan pikirannya.
Baca juga: Roket SpaceX Elon Musk akan Tabrak Bulan setelah Tujuh Tahun di Luar Angkasa
Dalam uji coba terbarunya nanti, Neuralink milik Elon Musk akan menggunakan manusia sebagai objeknya untuk mencoba teknologi otak-komputer revolusionernya. Dilansir dari Daily Star, proyek baru ini diberi nama Black Mirror.
Elon Musk juga mengklaim, chip tersebut mampu membantu para pasien yang memiliki berbagai masalah saraf, mulai dari hilang ingatan sampai kecanduan obat terlarang.
Baca juga: Satelit Internet 5G Milik China Siap Saingi Starlink Elon Musk
Melalui situs webnya, Neuralink mengumumkan proyek terbarunya ini akan mulai digarap pada 2022, dengan menggunakan pasien lumpuh sebagai pasien pertamanya.
Nantinya chip yang akan ditanam dalam otak manusia tersebut, berukuran seperti koin dengan dilengkapi elektroda yang dipasang pada kabel tipis dan fleksibel.
Namun nampaknya ide chip ini tidak disetujui beberapa pihak, salah satunya Dr. L. Syd Johnson, seorang profesor asosiasi di Pusat Bioetika dan Humaniora di SUNY Upstate Medical University.
Pihaknya mengkhawatirkan jika nantinya proyek ini akan mengeksploitasi manusia yang menjadi bahan uji coba produk Neuralink.
Meski sempat mendapat pertentangan dari para ilmuwan. Namun Elon Musk menegaskan tujuan baik dari uji coba ini yaitu untuk membantu para penyandang disabilitas untuk dapat berkomunikasi dan mengendalikan komputer hanya menggunakan kekuatan pikiran mereka.