Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Harga Bitcoin Anjlok Hingga Posisi Terendah Sejak Maret 2022 Lalu

Ini adalah level terendah sejak 22 Maret lalu dan memperpanjang penurunan dari posisi tertinggi akhir Maret di US$ 48.240.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Harga Bitcoin Anjlok Hingga Posisi Terendah Sejak Maret 2022 Lalu
Shutterstock
Ilustrasi Bitcoin dan emas. 

TRIBUNNEWS.COM -- Bitcoin terseret oleh penurunan yang terjadi pada aset kripto saat ini.

Harga bitcoin pada Senin (11/4/2022) jatuh ke bawah US$ 41.000.

Ini adalah level terendah sejak 22 Maret lalu dan memperpanjang penurunan dari posisi tertinggi akhir Maret di US$ 48.240.

Bahkan, penurunan terus terjadi ketika Luna Foundation Guard (LFG) menambahkan US$ 173 juta dalam Bitcoin ke dompetnya selama akhir pekan lalu, meningkatkan total kepemilikan menjadi hampir 40.000 BTC.

Baca juga: Update Pasar Kripto Senin Pagi, Harga Bitcoin dkk Melemah

Hanya, investor tradisional menolak mengikuti jejak LFG, mengingat beberapa ketidakpastian ekonomi dan politik yang mengintai aset berisiko, menurut Noelle Acheson, Head of Market Insights Genesis Global.

"Secara keseluruhan, ini lebih merupakan ketidakpastian pasar, kekhawatiran makro, dan fokus pada apa yang akan dilakukan suku bunga," kata Acheson kepada CoinDesk.

Indeks Dollar AS (DXY), yang melacak nilai greenback terhadap mata uang utama, menyentuh level tertinggi dalam dua tahun terakhir, di atas 100 pada Senin (11/4), membawa kenaikan tahun ini menjadi 4,3%, menurut data TradingView.

Baca juga: Tukar Menukar Aset Kripto Bakal Kena Pungutan PPh dan PPN, Berikut Alasan Ditjen Pajak

Berita Rekomendasi

Menurut Kevin Kelly, Co-Founder dan Global Head of Macro Strategy Delphi Digital, dolar AS dan Bitcoin memiliki korelasi yang cukup terbalik.

"Tahun 2017 adalah salah satu tahun terburuk untuk dollar, dan itu bertepatan dengan pergerakan besar dalam Bitcoin," ujar Kelly, seperti dikutip CoinDesk. "Kenaikan harga Bitcoin pada awal 2021 disebabkan oleh pelemahan dollar".

Griffin Ardern, volatility trader dari Blofin, mengatakan, "ketika DXY telah mencapai tertinggi dan naik lebih jauh, biasanya menunjukkan penurunan lebih lanjut pada aset lain, apakah itu pasar saham, kripto, atau FX".

Mengacu data CoinMarketCap pada Senin (11/4) pukul 21.40 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 40.879,11 atau turun 4,12% dalam 24 jam terakhir dan merosot 11,41% selama sepekan.

"Pada tahap ini, bagaimanapun, membeli beberapa BTC bisa menguntungkan sampai batas tertentu.

Volatilitas tersirat tetap mendekati posisi terendah sepanjang masa dan belum melihat kenaikan yang signifikan dalam menanggapi penurunan harga baru-baru ini," kata Ardern.

"Namun, begitu ada turbulensi, baik dari perspektif volatilitas atau perspektif arah harga, kemungkinan mendapatkan keuntungan meningkat secara signifikan," ungkap dia.

Dari sisi teknikal, relative strength index 14 hari telah memasuki wilayah bearish di bawah 50, mendukung penurunan harga yang berkelanjutan.

“Di sisi support, aktivitas pembelian telah terkonsentrasi di sekitar level US$ 40.000, di mana 820.000 BTC sebelumnya diperoleh, menjadikan ini harga yang harus diwaspadai,” Lucas Outumuro, Head of Research IntoTheBlock, seperti dilansir CoinDesk. (SS Kurniawan)

Sumber: Kontan

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas