Binance Blokir Akun Pengguna yang Punya Hubungan Kekerabatan dengan Pejabat Rusia
Binance dilaporkan telah menutup beberapa akun yang terkait dengan pejabat Rusia yang masuk ke dalam daftar sanksi internasional.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Platform pertukaran cryptocurrency Binance dilaporkan telah menutup beberapa akun yang terkait dengan pejabat Rusia yang masuk ke dalam daftar sanksi internasional.
Langkah ini merupakan salah satu cara untuk mencegah pemerintah Rusia menghindari sanksi internasional melalui penggunaan kripto.
Beberapa orang-orang Rusia yang terkena dampak penutupan akun oleh Binance, termasuk putri juru bicara Presiden Rusia Dmitry Peskov, Elizaveta Peskova, dan putri tiri Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Polina Kovaleva. Binance mengungkapkan pihaknya juga memblokir akun Kirill Malofeyev, putra oligarki Rusia Konstantin Malofeyev.
Baca juga: Prioritaskan Edukasi Keamanan dan Legalitas Aset Kripto bagi Pelanggan Baru di Indonesia
Kepala Sanksi Global Binance yang baru diangkat, Chagri Poyraz menulis di halaman Lindkedin-nya, mengenai tindakan terbaru Binance ini.
“Bangga menjadi bagian dari tim ini yang membuat perbedaan nyata,” tulis Chagri Poyraz, yang dilansir oelh Cointelegraph.com.
Poyraz mengatakan, Binance memblokir akun milik Peskova pada 3 Maret lalu, saat dia mencoba menggunakan pertukaran kripto melalui perantara pihak ketiga. Dia kemudian dikenai sanksi oleh Departemen Keuangan AS pada 11 Maret.
Baca juga: Terus Berkembang Pesat, Intip Prospek Investasi Kripto
Peskova kemudian menyatakan kemarahannya terhadap sanksi Barat, dengan menyatakan sanksi yang dijatuhkan tidak berdasar dan tidak adil.
“Tindakan seperti itu benar-benar tidak adil dan tidak berdasar. Saya benar-benar terkejut karena aneh memperkenalkan sanksi pada seseorang yang berusia 24 tahun dan tidak ada hubungannya dengan situasi itu,” katanya.
Sementra itu Poyraz menambahkan, Binance terus memantau platformnya untuk menghindari individu yang terkait dengan sanksi Barat dapat menggunakan layanannya.
“Yang berbeda adalah bahwa operasi layar kepatuhan kami 'proaktif,' yang bertujuan untuk mendeteksi dan mencegah risiko kejahatan keuangan sebelum tindakan regulasi atau hukum apa pun terhadap individu atau entitas ini,” katanya.
Pada 21 April lalu, Binance mengadopsi serangkaian sanksi untuk warga negara Rusia, dengan membatasi perdagangan pada akun yang memiliki lebih dari 10 ribu euro atau sekitar 10,8 ribu dolar AS. CEO Binance, Changpeng Zhao sebelumnya mengatakan Binance hanya akan menerapkan sanksi, namun tidak akan membekukan jutaan akun pengguna yang tidak masuk ke dalam daftar sanksi Barat secara sepihak.
Pembatasan yang dilakukan Binance ini menunjukkan anggota keluarga pejabat besar Rusia, memiliki keterikatan dengan penggunaan cryptocurrency seperti Bitcoin (BTC), terlepas dari permusuhan Bank Rusia dengan Bitcoin dan keengganan Rusia untuk menyambut investasi kripto di negara tersebut.
Perlu dicatat, beberapa pejabat Rusia, serta pasangan dan anak-anak mereka, dilarang berinvestasi dengan aset kripto, sesuai dengan undang-undang Rusia sendiri.