Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasar Kripto Tertekan, Harga Bitcoin hingga Ethereum Jatuh

Harga Bitcoin selama seminggu terakhir mengalami penurunan 17 persen dan diperdagangkan di bawah 30.000 dolar AS (sekitar Rp 435 juta).

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Pasar Kripto Tertekan, Harga Bitcoin hingga Ethereum Jatuh
Shutterstock
Ilustrasi Kripto Bitcoin. Pasar Kripto Tertekan, Harga Bitcoin hingga Ethereum Jatuh 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasar aset kripto di pertengahan tahun 2022 ini cenderung menurun.

Berdasarkan data perdagangan Indodax pada hari Kamis, 12 Mei 2022 pukul 19.00 WIB, harga Bitcoin berkisar sekitar Rp 413.000.000 dan Ethereum di kisaran harga Rp 28.000.000.

Adanya pergerakan pasar di minggu kedua Mei 2022, Country Manager Luno Indonesia, Jay Jayawijayaningtiyas menjelaskan perihal tersebut.

Baca juga: Market Kripto Sedang Lesu, CEO Indodax Bagikan Tips Cara Tradingnya

Menurutnya, harga Bitcoin selama seminggu terakhir mengalami penurunan 17 persen dan diperdagangkan di bawah 30.000 dolar AS (sekitar Rp 435 juta).

"Kemungkinan, penurunan ini disebabkan oleh kenaikan suku bunga The Fed dan pasar saham AS yang terkoreksi akhir-akhir ini," jelas Jay, Jumat (13/5/2022).

"Sementara itu, ETH diperdagangkan di kisaran 2,384 dolar AS (sekitar Rp34 juta), atau turun 16 persen," sambungnya.

Berita Rekomendasi

Jay menambahkan, saat ini indeks Fear and Greed berada di level Extreme Fear.

Menurut Jay, biasanya di level indeks tersebut dimanfaatkan oleh sebagian investor untuk membeli aset sebagai investasi jangka panjang dan momentum  bagi sebagian investor lainnya untuk melakukan pengamatan dan mempertimbangkan apakah akan membeli atau menjual aset kriptonya.

Seperti diberitakan Tribunnews sebelumnya, CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, penurunan harga kripto pada dasarnya terjadi karena aksi jual yang terjadi lebih banyak daripada aksi beli oleh para investor.

Sehingga penawaran yang ada di pasar lebih banyak daripada permintaannya.

Baca juga: Bank Digital Terbesar di Brasil Tawarkan Layanan Investasi Kripto

Namun, aksi jual besar besaran ini tentu terjadi akibat sentimen negatif yang terjadi belakangan ini.

“Saya pikir sentimen negatif yang menyebabkan kripto menurun beberapa hari terakhir terjadi karena kebijakan kenaikan suku bunga The Fed," ucap Oscar.

"Kebijakan ini bertujuan untuk meredam inflasi di Amerika yang sedang melonjak. Oleh karena itu, tidak heran jika para 'whales' (sebutan untuk investor yang berinvestasi di kripto dalam jumlah besar sehingga dampak nya bisa terasa di pasar) memilih untuk menjual aset kripto nya dan keluar terlebih dahulu,” lanjutnya.

Melihat pasar kripto yang sedang menurun cukup signifikan, Oscar menilai bahwa investor cenderung menunggu sehingga pergerakan dari pasar kripto sendiri cenderung bergerak lambat untuk bullish kembali.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas