Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Investor Asingg Mulai Lirik Bisnis Inovasi Keuangan Digital Dalam Negeri

Investor asing tidak hanya berinvestasi di industri keuangan konvensional, mereka juga mulai menanamkan modal di bisnis IKD.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Investor Asingg Mulai Lirik Bisnis Inovasi Keuangan Digital Dalam Negeri
TRIBUNNEWS.COM/HO
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Naik daunnya bisnis Inovasi Keuangan Digital (IKD) di dalam negeri kini dilirik dunia.

Investor asing tidak hanya berinvestasi di industri keuangan konvensional, mereka juga mulai menanamkan modal di bisnis IKD.

Buktinya, ada Jianpu Limited, perusahaan asal Hong Kong, yang akan membeli 1.080 lembar saham PT Skoring Kredit Inklusif atau dikenal dengan Digiscore dari Chandra Kusuma.

Tak hanya itu, Chandra Kusuma juga bakal menjual kepemilikan 214 lembar saham pada PT Finansial Global Ventura.

“Pengalihan saham tersebut akan mengakibatkan perubahan pengendalian terhadap perseroan,” tulis perusahaan dalam pengumumannya, beberapa waktu lalu.

Adapun, bisnis utama dari Digiscore ini adalah penyedia jasa scoring credit yang bertujuan untuk memudahkan lembaga keuangan mengambil keputusan saat akan melakukan penilaian kredit.

Tak hanya itu, lembaga keuangan bisa menggunakan layanan yang dimiliki Digiscore untuk melakukan identifikasi pribadi, seperti identifikasi kartu identitas, deteksi hidup, pengenalan wajah untuk menghindari adanya penipuan.

Berita Rekomendasi

Melihat fenomena tersebut, Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Rudiantara mengatakan bahwa bisnis Digital Credit Scoring ini memang memiliki prospek yang bagus.

Mengingat, credit scoring dibutuhkan dalam proses sebelum pemberian kredit.

“Digital credit scoring ditujukan bagi calon borrower kategori underbanked atau unserved. Ini untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia,” ujar Rudiantara.

Rudiantara menjelaskan, jika dikombinasikan antara yang lembaga keuangan konvensional dengan penyedia jasa credit scoring yang ditujukan untuk yang underbanked atau unserved, maka skala ekonominya akan membesar dan investor bakal lebih banyak melirik.

“Terlebih bila credit scoring ini dikembangkan dengan peruntukan di luar pemberian kredit seperti untuk menjaring dan menyaring keanggotaan layanan lain,” pungkasnya.

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas