Pasar Kripto Hari Ini, Harga Bitcoin dkk Masih Mengalami Tekanan
Harga aset kripto Bitcoin (BTC) dan beberapa lainnya saat ini kembali mengalami tekanan ke zona merah.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga aset kripto Bitcoin (BTC) dan beberapa lainnya saat ini kembali mengalami tekanan ke zona merah.
Mengutip CoinMarketcap, Jumat (27/5/2022) sekitar pukul 10.19 WIB, harga Bitcoin dalam 24 jam terakhir turun 2,18 persen atau 3,77 persen dalam sepekan.
Harga Bitcoin kini di posisi 29.059, 48 dolar AS atau sekitar Rp 423,75 juta per koin.
Kemudian, Ethereum (ETH) dalam sepekan merosot 12,81 persen dan kini turun 9,13 persen ke level 1.763,26 dolar AS atau sekitar Rp 25,71 juta per koin.
Baca juga: Pasar Kripto Anjlok, Investor Diminta Tidak Panik, Ini Sebabnya
Koin BNB ke posisi 302,36 dolar AS atau sekitar Rp 4,40 juta, di mana telah turun 7,75 persen pada perdagangan pukul tersebut.
Sedangkan Solana turun 10,53 persen atau 17,46 persen dalam sepekan ke harga 42,94 dolar AS, sekitar Rp 626,17 ribu per koin.
Adapun kapitalisasi pasar kripto pada pukul 10.34 WIB mencapai 1,19 triliun dolar AS atau sekitar Rp 17 ribu triliun.
Sebelumnya, Founder & CEO Pintu Jeth Soetoyo mengatakan, saat ini kondisi perekonomian secara global sedang dalam kondisi yang kurang baik.
Baca juga: Brasil Wajibkan Warganya Bayar Pajak Transaksi Kripto
Ditambah adanya inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga The Fed yang memengaruhi harga aset kripto.
"Jadi kondisi saat ini tidak hanya berpengaruh terhadap aset kripto, namun juga terhadap saham dan instrumen investasi lainnya," kata Jeth.
Menurutnya, jika stabilitas ekonomi secara global kembali membaik, maka tentunya akan mempengaruhi sentimen positif terhadap kripto dan harganya, maupun aset-aset investasi lainnya.
Melihat kondisi saat ini kurang baik, Jeth pun menyarankan investor untuk menunggu sambil memantau informasi secara berkala, agar bisa memahami secara komprehensif kondisi yang sedang terjadi, serta mengambil keputusan investasi yang matang.
"Investor perlu memiliki manajemen risiko yang baik dalam berinvestasi seperti diversifikasi aset, DCA (Dollar Cost Averaging), dan menggunakan uang dingin," papar Jeth.