Konsumsi Listrik di Rusia Membengkak, Imbas Penundaan Penetapan Pajak Kripto
Keterbukaan Rusia akan kehadiran cryptocurrency tak hanya dapat mendatangkan investor, namun juga telah memicu lonjakan konsumsi listrik
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MOSCOW – Keterbukaan Rusia akan kehadiran cryptocurrency tak hanya dapat mendatangkan investor, namun juga telah memicu lonjakan konsumsi listrik.
Kementerian perindustrian Rusia mencatat, saat ini jumlah konsumsi penambang kripto Bitcoin yang berada di negaranya telah memakan lebih dari 2 persen stok cadangan listrik Rusia. Peningkatan ini dikhawatirkan akan terus bertambah, sehingga dapat mengganggu penggunaan listrik di industri rumah tangga.
“Penambang yang mengekstraksi mata uang digital menyumbang lebih dari 2 persen dari total volume listrik yang dikonsumsi di Federasi Rusia. Jumlah ini bahkan lebih dari biaya listrik untuk pertanian,” ujar Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia, Vasily Shpak.
Baca juga: Lawan Sanksi Barat, Rusia Pertimbangkan Perizinan Kripto untuk Pembayaran Internasional
Melansir dari situs News Bitcoin, adanya peningkatan konsumsi daya listrik untuk proses minting kini mulai gencar dilakukan investor Rusia. Hal tersebut terjadi karena pemerintah Rusia tak kunjung mengatur regulasi pajak bagi penambangan kripto.
Kondisi seperti inilah yang membuat Rusia masuk dalam kategori zona abu-abu. Dengan begini para investor bebas melakukan proses minting tanpa perlu membayar pajak. Kesempatan tersebut dimanfaatkan para penambang untuk meraup keuntungan yang lebih besar.
Baca juga: Elon Musk Peringatkan Investor Kripto Waspadai Penipuan Deepfake Terbaru
Para parlemen Rusia sebenarnya telah merancang undang-undang baru yang berisikan proposal untuk memperkenalkan pajak satu tahun dan amnesti bea cukai untuk entitas pertambangan kripto. Namun karena Pejabat di Moskow masih menguji RUU baru ini sehingga perilisan aturan pajak belum bisa disahkan dalam waktu dekat.
Apabila pemerintah Rusia terus menunda pengesahan UU terkait pajak penambang kripto. Maka hal tersebut berpotensi besar mengundang penambang liar untuk datang ke Rusia. Terlebih belakangan ini pemerintah dan Bank Sentral Rusia tengah berencana untuk melegalkan penggunaan uang kripto seperti Bitcoin, Ethereum hingga Dogecoin sebagai alat pembayaran internasional.