Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Elliptic : Dalam Tujuh Bulan Jumlah Token Digital Yang Dicuri Tembus 100 Miliar Dolar AS

Selain jenis teknik phishing, para scammers juga mulai menggunakan sederet trik pencurian baru seperti teknik penipuan swap NFT dengan smart contract

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Elliptic : Dalam Tujuh Bulan Jumlah Token Digital Yang Dicuri Tembus 100 Miliar Dolar AS
ist
Ilustrasi NFT. Lebih dari 100 miliar dolar AS Non-Fungible Token atau NFT yang diretas di akhir 2021 hingga Juli 2022. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Elliptic, perusahaan manajemen risiko aset kripto mengumumkan ada lebih dari 100 miliar dolar AS Non-Fungible Token atau NFT yang diretas di akhir 2021 hingga Juli 2022.

Pernyataan ini disampaikan Elliptic usai pihaknya merilis laporan penelitian pada Rabu (24/8/2022).

Melonjaknya popularitas NFT selama satu tahun terakhir sukses mencuri perhatian masyarakat dunia, tak terkecuali para peretas.

Dengan melakukan berbagai cara mulai dari penipuan hingga phishing, para peretas tersebut mulai menjalankan aksinya untuk menggasak karya seni virtual ini dari dompet para investor.

Baca juga: Naiknya Harga Ethereum Picu Krisis Likuiditas Pada Bursa NFT BendDAO

“Dilihat dari data penipuan phishing, adalah jenis yang paling umum dilakukan, dengan teknik ini pengguna secara tidak sengaja akan menyerahkan NFT ke dompet peretas,” jelas Elliptic.

Elliptic mencatat pencurian NFT dengan teknik phishing mulai terjadi sejak akhir 2021, dimulai dari aksi peretasan NFT CryptoPunk #4324 senilai 490.000 dolar AS yang dilakukan kelompok scammers pada 13 November 2021.

Berita Rekomendasi

Tak lama dari aksi pencurian tersebut peretasan terhadap token digital kembali terjadi tepatnya pada 28 Desember 2021 dimana pada saat itu ada 16 NFT blue-chip senilai 2,1 juta dolar AS dirampas scammers dari dompet investor.

Selain jenis teknik phishing belakangan para scammers juga mulai menggunakan sederet trik pencurian baru seperti teknik penipuan swap NFT dengan “smart contract”.

Baca juga: Dikabarkan Bangkrut, Tencent Holdings Hentikan Perilisan NFT di Platform Huanhe

Dengan teknik ini peretas akan membuat token NFT palsu untuk menguras akun investor.

Teknik tersebut akan memanfaatkan para investor baru, dimana para scammer akan menduplikat NFT palsu dengan nama dan gambar yang sama dengan NFT bernilai tinggi, setelah NFT tersebut berhasil dibuat peretas akan mulai menawarkan NFT ini dengan harga yang terjangkau, melalui cara ini orang dapat tertipu untuk menerima NFT palsu tersebut.

Meski aksi pencurian dan penipuan NFT sulit untuk dilacak namun menurut situs The Guardian, sebagian aksi peretasan ini berasal dari server yang berada di Korea Utara.

Sejumlah cara kini mulai dilakukan otoritas penegak hukum di AS untuk mencegah bertambahnya korban scammers, salah satunya dengan memperketat peredaran aset digital seperti NFT dan mata uang kripto.

Tak hanya itu belakangan ini layanan pertukaran NFT yang di diduga sebagai tempat pencucian NFT curian yaitu Tornado Cash juga turut dimasukkan ke dalam daftar sanksi AS.

Langkah ini dilakukan OFAC (kantor kontrol aset AS) untuk mengantisipasi bertambahnya aksi peretasan dan pencucian NFT di Amerika.

Mengingat dalam satu tahun terakhir jumlah pencucian dan peretasan di negara paman sam ini naik menjadi 52 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas