Penjelasan tentang Ethereum Merge, Ihwal Transisinya dari PoW ke PoS
Jaringan blockchain Ethereum akan bertransisi dari algoritma konsensus proof-of-work (PoW) ke proof-of-stake (PoS) dalam 23 hari lagi.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Jaringan blockchain Ethereum akan bertransisi dari algoritma konsensus proof-of-work (PoW) ke proof-of-stake (PoS) dalam 23 hari lagi.
Bulan depan akan menjadi waktu yang bersejarah bagi Ethereum. Karena penggabungan yang disebut Ethereum Merge ini akan menjadi salah satu pembaruan yang paling ditunggu-tunggu di ekosistem kripto.
Proses penggabungan ini juga disebut sebagai Ethereum versi 2.0. Namun banyak yang belum mengetahui apa itu Ethereum Merge dan seperti apa dampaknya bagi jaringan blockchain ini.
Dikutip dari Bitcoin News, proses penggabungan ini diperkirakan akan dilakukan pada 15 September mendatang.
Penggabungan ini berarti Ethereum akan sepenuhnya mengubah mekanisme konsensus yang digunakan jaringan ini.
Ethereum menggunakan mekanisme konsensus proof-of-work, yang mirip dengan mekanisme konsensus Bitcoin, sejak jaringan ini dibuat pada 30 Juli 2015 silam.
Algoritma konsensus sendiri adalah mekanisme yang digunakan oleh komputer atau sistem blockchain untuk menyetujui tambahan data baru.
Baca juga: Waspadalah! 8 Modus Penipuan Kripto di Twitter yang Marak Terjadi Saat Ini
Ada empat jenis algoritma konsensus, yaitu proof-of-work, proof-of-stake, proof-of-burn, dan proof-of-capacity.
Sementara itu, alih-alih menggunakan mekanisme konsensus PoW SHA256, Ethereum mengandalkan skema yang disebut Ethash. Skema ini adalah perjanjian konsensus PoW yang didahului oleh mekanisme yang disebut Dagger-Hashimoto.
Baca juga: Jajaki Industri Bisnis Kripto, Samsung Berencana Luncurkan Platform Perdagangan Mata Uang Digital
Tujuan utama Ethash adalah menawarkan resistensi atau kekuatan penambang sirkuit terintegrasi khusus aplikasi (ASIC), yaitu perangkat keras yang digunakan untuk menambang mata uang kripto.
Penambang ASIC dengan skema Etash muncul bersamaan dengan penggunaan unit pemrosesan grafis (GPU).
Mirip dengan algoritma konsensus PoW Bitcoin, penambanga Etash harus mengajukan biaya komputasi untuk pembelian dan pengoperasian ASIC atau GPU serta akan beroperasi menggunakan tenaga listrik.
Saat penggabungan berlangsung, Ethereum tidak akan bergantung pada penambangan untuk memvalidasi transaksi. Sebaliknya, transaksi jaringan akan divalidasi oleh entitas yang disebut validator.
Baca juga: Pasar Kripto Tertekan, Bitcoin Anjlok 2,65 Persen dan Kini Bertahan di Level 21 Ribu Dolar AS