Harga Bitcoin Anjlok Bikin Nilai Pasar Kripto Amblas 2 Triliun Dolar AS
Amblasnya kapitalisasi aset kripto terjadi setelah Data Purchasing Managers Index (PMI) merilis kenaikan angka pekerja di AS.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Melemahnya volatilitas Bitcoin selama sepekan terakhir, tidak hanya membuat harga koin kripto terpopuler ini anjlok ke level 19.000 dolar AS.
Namun, juga telah menyeret turun kapitalisasi aset kripto hingga nilainya jatuh di bawah 2 triliun dolar AS.
Amblasnya kapitalisasi aset kripto terjadi setelah Data Purchasing Managers Index (PMI) merilis kenaikan angka pekerja di AS.
Dalam laporannya PMI menjelaskan bahwa permintaan jasa di kawasan Amerika cenderung membaik pada Agustus 2022 yaitu berada di kisaran 56,9. Melonjak naik dari posisinya di bulan lalu yang hanya sebesar 56,7.
Baca juga: Bitcoin Merosot ke Level 18.000 Dolar AS, Terendah Sejak Dua Bulan
Meningkatnya aktivitas jasa AS telah memicu kekhawatiran para investor akan adanya sinyal hawkish sebesar 2,25 poin yang dilakukan The Fed di akhir September mendatang, untuk meningkatkan angka pekerja di AS dan mengerek turun inflasi di kisaran 2 persen
Hal tersebut lantas mendorong kekhawatiran para investor hingga mereka kompak meninggalkan aset – aset berisiko seperti saham dan koin kripto, dan mulai berpaling ke aset safe haven seperti dolar.
“Pengetatan kebijakan oleh The Fed telah memperkuat dolar AS dan Imbal hasil Treasury AS 10-tahun, namun berdampak pada semua aset berisiko seperti yang bisa kita lihat” ujar Vijay Ayyar, wakil presiden pengembangan perusahaan dan internasional di pertukaran crypto Luno.
Meski saat ini pergerakan reli Bitcoin pada perdagangan Kamis (8/9/2022) terpantau rebound sebanyak 3,14 menjadi 9.270 dolar AS.
Namun, kenaikan tersebut tak dapat mengembalikan kerugian Bitcoin selama setahun terakhir, dimana koin kripto terpopuler ini telah turun sekitar 60 persen dari rekor tertingginya di 68.990 dolar AS pada bulan November lalu.
Kondisi bearish ini diprediksi akan terus berlanjut hingga Bitcoin turun di kisaran 17.500 dolar AS sampai 18.000 dolar AS.
Analis Ayyar mengatakan, harga Bitcoin akan kembali bertahan sebagai support dan nilainya menguat di kisaran 18.000 dolar AS hingga 24.000 dolar AS, mengutip dari CNBC International.
“Bitcoin biasanya suka kembali dan menguji posisi terendah sebelum nilainya melonjak dan bertahan sebagai support.” jelas Ayyar.
Ditengah penurunan Bitcoin, mata uang altcoin Ethereum justru berhasil mencatatkan kenaikan hingga kapitalisasi mata uang kripto alternatif ini meningkat 50 persen menjadi 190 miliar dolar AS.
Melonjak drastis apabila dibandingkan dengan kapitalisasi pasar Bitcoin yang cenderung melemah selama dua kuartal di tahun 2022.