Masuk Pasar Eropa dan Global, Lagu Berbahasa Jerman Dirilis di Platform Netra NFT
Netra meluncurkan lagu bahasa Jerman pertama di platform Netra NFT. Lagu tersebut berjudul Berlin! Berlin! Ick lieb dier so sehr! dari Sandhy Sondoro.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Arif Fajar Nasucha
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Netra mengumumkan pihaknya meluncurkan lagu berbahasa Jerman pertama di platform Netra NFT.
Lagu berjudul 'Berlin! Berlin! Ick lieb dier so sehr!' sendiri dinyanyikan musisi asal Indonesia Sandhy Sondoro.
"Kami mengumumkan Sandhy Sandoro akan merilis lagu Jerman melalui Netra NFT yang akan menandai awal kami di pasar Eropa dan global,” kata Bryan Blanc, Co Founder sekaligus COO Netra saat pertemuan Asia Berlin Summit di Jerman belum lama ini.
Netra mewakili startup web3 Asia dalam diskusi panel bertema Building the future with Music & Healthcare The Indonesian Way itu yang diikuti para senator, menteri, dan politisi Jerman lainnya.
Bryan mengatakan, musik adalah bahasa internasional, semua orang suka musik dan revolusi musik yang terdesentralisasi ini harus menjadi revolusi global, mulai dari Indonesia, Asia Tenggara, Asia dan sekitarnya.
"Dengan Netra semua orang dapat memiliki lagu bersama artis favorit mereka," katanya.
Di ajang itu Bryan memberikan pandangan tentang bagaimana seluk beluk dunia musik di Indonesia serta menceritakan tentang visi Netra, sebagai platform royalty sharing musik pertama di Asia yang menggunakan media NFT untuk berbagi kepemilikan atas sebuah lagu.
Netra adalah platform komunitas pertama di Indonesia bagi artis untuk berbagi kepemilikan musik ke para fans menggunakan Non-Fungible Token (NFT), lalu mempublikasikan lagu tersebut ke digital streaming platform (DSP) seperti Spotify, Apple Music, Tiktok dsb.
Baca juga: Line Next Luncurkan Platform NFT Global DOSI Versi Beta
Royalti yang didapat dari setiap kali lagu diputar kemudian diteruskan kembali ke para fans yang juga memiliki musik tersebut menggunakan teknologi blockchain.
Dengan konsep desentralisasi musik Netra, semua orang bisa benar-benar memiliki lagu yang dibuat oleh musisi favorit mereka sebagai aset produktif yang menghasilkan uang, bukan hanya digital copy yang cuma bisa didengarkan saja.
Setiawan Winarto, CEO dari Netra mengatakan, fans kini tidak lagi menjadi pendengar pasif tapi bisa menjadi co-owner dan investor dan sharing kesuksesan artis.
"Tujuan akhir Netra adalah untuk kesejahteraan musisi dengan berbagi dengan fans. Bagi Netra, Indonesia dan sharing royalti adalah awal sejarah dari perjuangan yang panjang untuk transformasi industri musik dunia,” kata Winarto yang juga merupakan pemilik dari Melodia Musik, jaringan gerai alat musik terbesar di Indonesia.
Baca juga: ApeCoin Memimpin Penjualan Pasar NFT Dengan Keuntungan Paling Besar, Tembus Hingga Rp 77 Juta
Ditambahkannya, industri musik sudah mengalami perubahan format drastis beberapa kali mulai dari vinyl, kaset, compact disc & terakhir ke streaming tetapi sumber penghasilan musisi di luar job live atau manggung makin mengecil karena penjualan fisik sudah hampir tidak mungkin lagi apalagi di waktu pandemi kemarin.
"Selain itu banyak musisi menganggap sistem royalti khususnya di Indonesia masih belum transparan dan fair. Netra hadir untuk menyelesaikan masalah ini.” katanya.
Saat ini Netra telah berkolaborasi dengan berbagai musisi besar di Indonesia.seperti Titi DJ , Erwin Gutawa, Echa Soemantri , Dewa Budjana, Andra and The Backbone, Indra Lesmana, Lalahuta, Eross Chandra, Bintang Indrianto, Balawan, Andra Ramadhan Project, dan Tohpati. Di tahun ini pun Netra menargetkan untuk berkolaborasi dengan 100 artis lainnya.