Kejayaan NFT Meredup, Volume Perdagangan Token Digital Amblas 98 Persen
Popularitas aset kripto khususnya non-fungible token (NFT) belakangan ini terus menunjukan kemunduran, hingga volume penjualan NFT
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Popularitas aset kripto khususnya non-fungible token (NFT) belakangan ini terus menunjukan kemunduran, hingga volume penjualan NFT turun 98 persen dalam sembilan bulan terakhir.
Menurut catatan dari situs komunitas analis ekosistem blockchain, Dune Analytics penurunan volume NFT mulai terlihat sejak Januari lalu. Namun penurunan tajam mulai terjadi setelah aset digital mengalami bear market pada awal Maret.
Kondisi ini makin diperparah dengan adanya keruntuhan nilai pada koin Ethereum, anjloknya harga ETH akibat perpindahan sistem Proof of Work (PoW) ke Proof-of-Stake (PoS) atau yang kerap disebut The Merge, perlahan mempengaruhi profit penjualan NFT.
Baca juga: Perluas Pembayaran di Industri Web3, Mastercard Luncurkan Kartu Debit NFT
Ini terjadi lantaran koin kripto ETH merupakan aset digital yang paling umum digunakan untuk membeli ataupun menjual barang koleksi digital, penurunan nilai inilah yang kemudian membuat para investor mulai memperketat kegiatan jual beli NFT guna menghindari pembengkakan kerugian ditengah bear market.
Tak hanya itu, mengutip dari Cointelegraph adanya penurunan popularitas dari koleksi NFT bergambar monyet Bored Ape Yacht Club, juga menjadi faktor lain amblasnya volume penjualan NFT di tahun ini.
Hingga mendorong merosotnya volume perdagangan NFT di seluruh bursa blockchain menjadi 6,2 miliar dolar AS dari sebelumnya berada di kisaran 146,3 miliar dolar AS.
Meski saat ini volume penjualan NFT tengah anjlok secara drastis, namun Dune Analytics mengemukakan bahwa penurunan yang signifikan tidak terlihat pada jumlah pembeli dan penjual NFT.
Per September 2022, Dune Analytics mencatat setidaknya ada 45.000 orang yang aktif terdaftar sebagai pedagang dan pembeli NFT selama tiga bulan terakhir.
Dari data tersebut Dune Analytics memperkirakan apabila jumlah penjual dan pembeli NFT sebenarnya masih cukup banyak, namun sebagian besar dari mereka tampaknya masih ragu untuk berinvestasi pada aset digital terlebih saat ini dunia berada di tengah ancaman resesi.
Baca juga: Mudahkan Konten Kreator NFT, OpenSea Buka Opsi Airdrop Langsung di Website Milik Penggunanya
Guna memacu pertumbuhan volume NFT, sedet inovasi terus di hadirkan para pendiri industri digital. Salah satunya Mastercard dengan merilis kartu debit yang disesuaikan dengan NFT.
Inovasi lainnya juga dilakukan oleh sejumlah kantor pos di Austria yang diketahui tengah bereksperimen dengan perangko NFT.
Menyusul yang lainnya perusahaan perhiasan mewah Tiffany & Co. juga juga turut meluncurkan liontin digital bagi para pemegang token CryptoPunk NFT.
Dengan langkah ini Tony Ling, CEO sekaligus pendiri bursa NFTGo yakin apabila pasar NFT perlahan bisa bangkit ke posisi tertingginya, melawan gejolak bear market yang saat ini tengah melanda aset – aset digital.