Kelompok Pro Rusia Kumpulkan Dana Kripto untuk Dukung Operasi Militer dan Hindari Sanksi AS
Kelompok-kelompok pro-Rusia mengumpulkan dana dalam bentuk cryptocurrency untuk mendukung operasi militer dan menghindari sanksi
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Kelompok-kelompok pro-Rusia mengumpulkan dana dalam bentuk cryptocurrency untuk mendukung operasi militer dan menghindari sanksi Amerika Serikat saat perang di Ukraina terus berlanjut.
Melansir dari CNBC, menurut perusahaan kepatuhan aset digital dan manajemen risiko TRM Labs, pada 22 September lalu kelompok penggalangan dana tersebut telah mengumpulkan 400 ribu dolar AS dalam bentuk mata uang kripto sejak Moskow menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu,
Satu kelompok pro-Rusia yang berhasil diidentifikasi TRM Labs adalah Task Force Rusich, yang digambarkan Departemen Keuangan AS sebagai, “kelompok paramiliter neo-Nazi yang telah berpartisipasi dalam pertempuran bersama militer Rusia di Ukraina.”
Baca juga: Dipajaki 30 Persen dan Tak Bisa Gunakan Kripto, Perusahaan NFT Tolak Tawaran Jualan di App Store
Kantor Pengawasan Aset Asing Departemen Keuangan AS telah menjatuhkan sanksi kepada Task Force Rusich.
Dalam saluran telegramnya, TRM Labs menemukan Task Force Rusich ingin mengumpulkan uang untuk membeli barang-barang seperti peralatan pencitraan termal dan radio.
Pusat Koordinasi Bantuan Novorossia, yang didirikan pada tahun 2014 untuk mendukung operasi Rusia di Ukraina, mengumpulkan sekitar 12 ribu dolar AS dalam bentuk mata uang kripto untuk membeli drone, kata TRM Labs.
Laporan tersebut mengungkapkan, kelompok penggalangan dana kripto Rusia menggunakan aplikasi pesan Telegram dengan menawarkan cara untuk mengirim dana yang digunakan untuk memasok kelompok milisi yang berafiliasi dengan Rusia dan mendukung latihan tempur di lokasi yang dekat dengan perbatasan Ukraina.
Rusia telah dijatuhi sanksi yang bertujuan untuk memutuskan Moskow dari sistem keuangan global, menyusul invasinya ke Ukraina pada 24 Februari lalu.
Ada kekhawatiran yang berkembang bahwa Kremlin dapat menggunakan cryptocurrency untuk menghindari sanksi Barat.
Baca juga: Diklaim Ramah Lingkungan, Luno Kenalkan Dua Aset Kripto Baru
Namun para ahli mengatakan tidak ada cukup likuiditas dalam sistem kripto pada skala yang dibutuhkan Rusia untuk memindahkan uang.
Cryptocurrency menjadi perhatian utama selama perang Rusia dan Ukraina. Tidak hanya Kyiv yang menggalang dana melalui koin digital, cryptocurrency juga digunakan kelompok pro-Rusia untuk mengumpulkan uang.
“Saya pikir bagian yang menarik dari cerita ini adalah bahwa crypto hanyalah bentuk pembayaran dalam kasus ini. Ini adalah cara untuk memindahkan dana.
Dan ada contoh digunakan untuk kebaikan dan contoh digunakan untuk keburukan dalam konteks ini,” kata kepala urusan hukum dan pemerintahan di TRM Labs, Ari Redbord.