Jelang Rilis Data Inflasi Amerika Serikat, Bitcoin Bertahan di Kisaran Level 19 Ribu Dolar AS
Pasar kripto dan investor ekuitas sedang menantikan laporan indeks harga konsumen AS yang dijadwalkan rilis hari ini.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Pasar kripto bergerak ke zona merah pada perdagangan hari ini, Kamis (13/10/2022), ketika investor menunggu rilisnya data inflasi Amerika Serikat.
Dikutip dari Coinmarketcap, harga Bitcoin turun 0,52 persen dalam 24 jam terakhir, menuju ke level 19,009 ribu dolar AS pada pukul 14:55 WIB. Sementara Ethereum turun 1,37 persen, menjadi 1.277 dolar AS.
Beberapa token alternatif (altcoin) terkoreksi lebih dari 2 persen dalam 24 jam terakhir, seperti BNB jatuh 2,72 persen, Cardano anjlok 8,14 persen, Solana turun 4,89 persen, hingga cryptocurrency favorit Elon Musk Dogecoin jatuh 4,56 persen.
Baca juga: Menkeu AS: Penurunan Harga Bensin Dorong Inflasi AS Lebih Lanjut
Indeks harga produsen (PPI) AS pada September datang lebih tinggi dari yang diperkirakan, menunjukkan kepada investor bahwa Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) kemungkinan akan terus menaikkan suku bunga secara agresif sampai inflasi turun.
Pasar kripto dan investor ekuitas sedang menantikan laporan indeks harga konsumen AS yang dijadwalkan rilis hari ini.
CEO dan kepala investasi di Defiance ETF Sylvia Jablonski menyebut laporan PPI sebagai "bacaan jinak" yang tidak perlu dikecewakan oleh investor.
Bitcoin dan Ether telah diperdagangkan dalam kisaran sempit selama sekitar satu bulan, dengan Bitcoin terjebak di level 19 ribu dolar AS.
“Sampai kita melewati pembacaan CPI besok dan musim pendapatan ini, dan mendapatkan lebih banyak warna dari Fed, crypto dan ekuitas akan tetap berada dalam kisaran perdagangan ini dan banyak dana investor yang biasanya masuk ke pasar akan tetap berada di sela-sela,” kata Jablonski.
Menurut analis di JPMorgan mengatakan data CPI yang "panas" akan membuat nilai aset berisiko terkoreksi 5 persen.
Bergantung pada CPI, baik ekuitas maupun aset berisiko seperti cryptocurrency dapat bergerak naik atau turun 3 persen, kata kepala perdagangan Covario, Florian Giovannacci.
“CPI yang lebih tinggi/rendah dapat dengan mudah memberi kita -3 persen/+3% pada ekuitas, dan aset berisiko seperti cryptocurrency akan bereaksi secara instan dengan korelasi tinggi,” kata Giovannacci.
Bitcoin telah diperdagangkan dalam kisaran antara 18.000 hingga 22.400 dolar AS sejak awal September, jadi laporan inflasi dapat menjadi dorongan yang dibutuhkan cryptocurrency untuk pulih.