Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ramai Startup di Indonesia PHK Karyawan di 2022, Siapa Saja?

Selain melakukan PHK, sejumlah startup tercatat menutup layanan hingga bangkrut sepanjang tahun ini

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Ramai Startup di Indonesia PHK Karyawan di 2022, Siapa Saja?
ist
Ilustrasi Startup. Tingginya tingkat inflasi saat ini telah mendorong naiknya suku bunga acuan khususnya di negara-negara maju, sehingga menyeret beberapa perusahaan rintisan atau startup melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingginya tingkat inflasi saat ini telah mendorong naiknya suku bunga acuan khususnya di negara-negara maju, sehingga menyeret beberapa perusahaan rintisan atau startup melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Startup di Indonesia menjadi industri yang terdampak ketidakpastian ekonomi global. Selain melakukan PHK, sejumlah startup tercatat menutup layanan hingga bangkrut sepanjang tahun ini.

Badai PHK yang terjadi saat ini tentu saja menimbulkan keresahan, apalagi ekonomi global diprediksi akan jatuh ke jurang resesi di tahun 2023.

Baca juga: Baru 10 Bulan Beroperasi, Startup Bananas Umumkan Gulung Tikar

Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, ramainya gelombang PHK di Tanah Air disebabkan perusahaan harus menyesuaikan kapasitas produksi dan model bisnis dengan proyeksi resesi yang terjadi di tahun depan.

"Naiknya biaya bahan baku, ongkos angkutan tidak berjalan lurus dengan naiknya daya beli masyarakat," ujar Bhima, dikutip dari Tribunnews.

Banyaknya PHK di dalam negeri juga dikarenakan adanya kenaikan tingkat suku bunga acuan yang berpengaruh terhadap cost of financing pelaku industri sehingga rencana investasi baru cenderung terhambat oleh naiknya biaya pinjaman.

Di bawah ini daftar Startup di Indonesia yang melakukan pemangkasan karyawan dan penyesuaian bisnis pada tahun ini:

Berita Rekomendasi

1. Shopee Indonesia

Perusahaan e-commerce Shopee Indonesia melakukan PHK atas sejumlah karyawannya pada 19 September, sebagai strategi efisiensi perusahaan di tengah persaingan bisnis e-commerce yang ketat.

Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira menjelaskan, manajemen menyatakan berat hati atas keputusan yang diambil ini.

Dia mengatakan, keputusan PHK karyawan Shopee ini merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh, setelah manajemen melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.

Baca juga: Ini Kriteria Startup yang Jadi Incaran Para Modal Ventura

2. Indosat Ooredoo Hutchison

Operator telekomunikasi seluler Indosat Ooredoo Hutchison melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap lebih dari 300 karyawannya.

Pihak manajemen Indosat Ooredoo Hutchison menawarkan paket kompensasi 37-75 kali upah.

Indosat Ooredoo Hutchison menyebut telah menempuh langkah rightsizing yang berlangsung dengan lancar.

Lebih dari 95 persen dari karyawan yang terkena dampak telah menerima penawaran paket PHK tersebut, sementara sebagian kecil sisanya masih mempertimbangkan tawaran tersebut.

"Inisiatif rightsizing berjalan lancar sesuai rencana dan telah diterima dengan baik oleh sebagian besar karyawan yang terkena dampak. Prosesnya sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang ada dan telah dilakukan dengan pertimbangan matang, yang dilakukan secara objektif dan fair," ujar Director & Chief of Human Resources Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Irsyad Sahroni.

Baca juga: Pangkas 20 Persen Karyawan, Ini Profil Startup Milik Eks VP Gojek Binar Academy

3. Tokocrypto

Platform perdagangan aset kripto, Tokocrypto juga melakukan pemutusan hubungan kerja(PHK).

Vice President Corporate Communications Tokocrypto, Rieka Handayani mengatakan, keputusan PHK diambil karena perusahaan melakukan perubahan strategi bisnis.

Pihak Tokocrypto pun mengurangi 20 persen dari total 225 karyawannya atau sekitar 45 orang. Meski melakukan PHK, Tokocrypto berjanji akan merekomendasikan karyawan mereka yang di PHK kepada perusahaan-perusahaan web3 dan blockchain yang selama ini telah menjadi mitranya.

Rieka menjelaskan, perubahan strategi bisnis ini sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi pasar kripto dan ekonomi global.Tokocrypto akan memperkuat kembali bisnis utama sebagai exchange platform serta memisahkan T-Hub dan TokoMall menjadi entitas yang berbeda.

“Tokocrypto telah menjadi bagian dari pertumbuhan dan perkembangan ekosistem industri kripto, karena itu harus mampu beradaptasi cepat dengan perubahan. Langkah internal yang diambil juga salah satunya mentransfer beberapa karyawan kepada bisnis unit yang telah menjadi entitas berbeda yaitu T-Hub dan TokoMall," kata Rieka.

Baca juga: Telkom: Kolaborasi Jadi Kunci Pengembangan Startup Lokal

4. Line

Line sempat menjadi sorotan di media sosial karena dikabarkan telah melakukan PHK terhadap sekitar 80 karyawan di Indonesia.

Melansir dari CNN, kabar tersebut beredar di media sosial sejak 31 Mei. Meski demikian, pihak LINE sudah memberikan klarifikasi bahwa PHK memang terjadi, namun jumlah karyawan yang terdampak tidak sampai ke angka yang disebutkan.

5. Xendit

Startup fintech Xendit melakukan PHK terhadap 5 persen karyawannya di Indonesia dan Filipina. 
Chief Operating Office Xendit Tessa Wijaya mengatakan perusahaan melakukan pertimbangan matang sebelum mengumumkan PHK.

Para karyawan Xendit yang terkena PHK akan diberi kompensasi yang layak dan perpanjangan asuransi kesehatan serta dukungan alumni. Perusahaan ini memiliki lebih dari 900 karyawan per Agustus 2022.

Baca juga: Pengusaha Startup Percayakan JKN Sebagai Jaminan Kesehatan Para Karyawannya

6. Lummo

Startup penyedia solusi layanan perangkat lunak business-to-consumer (B2C) Lummo yang sebelumnya dikenal sebagai BukuKas melakukan PHK terhadap sejumlah karyawan di Jakarta dan Bengaluru, India.

Lummo dikabarkan telah melakukan PHK terhadap sekitar 100-120 karyawan yang sebagian besar berada di tim teknis, desain, dan produk.

7. TaniHub

PHK terhadap karyawan startup pertanian TaniHub merupakan dampak dari ditutupnya operasional gudang di Bandung dan Bali. Namun, perusahaan tidak menyebutkan jumlah karyawan yang terdampak.

Senior Corporate Communication Manager TaniHub Group, Bhisma Adinaya, mengatakan, ditutupnya dua gudang itu agar pihaknya bisa mempertajam fokus dan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan B2B yaitu horeka, ritel modern, grosir UMKN, dan mitra strategis.

"Nantinya, serapan hasil panen petani pun juga akan semakin besar dan tentunya akan turut memperkuat sisi hulu kami," ujar Bhisma.

8. Pahamify

Startup di bidang pendidikan, Pahamify, mengambil keputusan untuk melakukan PHK massal untuk beradaptasi di kondisi ekonomi makro terkini.

Namun, PHK massal yang ditempuh itu tampaknya tidak menjamin keberlangsungan bisnis Pahamify untuk jangka panjang. Pada akhir Juni 2022, Pahamify akhirnya membubarkan diri.

Baca juga: Presiden Jokowi Sebut 80-90 Persen Startup Gagal Saat Merintis

9. LinkAja

Startup keuangan digital LinkAja melakukan PHK terhadap sejumlah karyawan untuk reorganisasi sumber daya manusia (SDM).

Head of Corporate Secretary Group LinkAja Reka Sadewo mengungkapkan penyesuaian jumlah karyawan dilakukan untuk memastikan perusahaan bertumbuh secara optimal dengan SDM yang efisien dan fokus pada bisnis perusahaan saat ini.

"Penyesuaian organisasi SDM ini dilakukan atas dasar relevansi fungsi SDM tersebut pada kebutuhan dan fokus bisnis perusahaan ini," ujar Reka Sadewo.

10. SiCepat

Layanan pengiriman barang SiCepat dikabarkan melakukan PHK terhadap sekitar 360 karyawannya.

Namun berbeda dengan startup lain yang kebanyakannya melakukan PHK untuk menyesuaikan bisnis dengan kondisi ekonomi yang sedang berlangsung, pihak SiCepat mengungkapkan bahwa langkah ini ditempuh sebagai evaluasi kompetensi karyawan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas