Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sempat Ambles, Pasar Bitcoin Diyakini Bisa Rebound Tahun Ini

Di awal 2022, pasar kripto terpukul oleh langkah bank sentral Amerika Serikat The Fed menaikkan suku bunga

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Sempat Ambles, Pasar Bitcoin Diyakini Bisa Rebound Tahun Ini
MARCA
Harga aset Bitcoin diharapkan kembali membaik setelah jatuh di 2022. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di awal 2022, pasar kripto terpukul oleh langkah bank sentral Amerika Serikat The Fed menaikkan suku bunga, situasi geopolitik di Eropa Timur dan Asia Timur yang kurang baik.

CEO TRIV, Gabriel Rey mengatakan, banyak investor mengambil strategi selama kondisi bear market seperti saat ini dengan memilih koin berfundamental bagus yang punya fitur staking.

Dia mengatakan, dengan melakukan hold aset yang dimiliki, investor tetap bisa memperoleh dividen bunga sehingga sangat menguntungkan bagi para investor di saat kondisi market yang kurang baik.

“Hal ini juga menjadi alternatif para investor untuk menambah jumlah aset tanpa perlu mengeluarkan dana lagi. Fitur staking sendiri saat ini sudah tersedia di platform resmi,"  ujar Gabriel Rey.

Dia mengatakan, fitur ini membuat investor tetap tenang walaupun di awal t2022 harga kripto merosot dan sempat muncul keraguan karena jatuhnya harga koin Luna dan kebangkrutan yang terjadi terhadap Exchange FTX yang didirikan oleh Sam Bankman Fried.

Jordan Simanjuntak, Chief Marketing Officer TRIV mengatakan, berdasarkan data yang dimiliki tidak ada penarikan dana besar-besaran dan nasabah tetap aktif melakukan aktivitas jual beli di platform TRIV.

Berita Rekomendasi

Dia mengatakan, kejatuhan dan kebangkrutan FTX tidak terkait dengan kondisi fundamental kripto, tapi disebabkan masalah internal dari FTX  sendiri dan tidak adanya regulator yang jelas untuk mengatur dan mengawasi perdagangan kripto di negara tersebut.

Baca juga: Harga Kripto Stagnan, Pengamat: Masa Depan Bitcoin Tahun Ini Diproyeksi Anjlok 70 Persen

Kondisi market kripto yang kurang baik di 2022 ternyata berbanding terbalik dengan pertumbuhan penggunanya di Indonesia.

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) menyatakan investor kripto di Indonesia di tahun 2022 terus mengalami kenaikan hingga 16.1 juta pengguna mengalahkan investor saham.

Ditambah, Hash rate Bitcoin menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa sebesar 258 ExaHash per detik (EH/s) pada Oktober 2022.

Baca juga: Kodo Kenalkan Tokenisasi Aset Real Estat ke Komunitas Bitcoin

Artinya, Bitcoin mengalami pertumbuhan diatas 50 persen YoY dengan menunjukkan dorongan peningkatan keamanan ekosistem desentralisasi melalui pertumbuhan jaringan penambang Bitcoin global.

Hal ini membuktikan bahwa eksistensi Bitcoin tidak bisa dianggap remeh, artinya kemampuan Bitcoin untuk bertahan di masa-masa yang sulit selalu diakhiri dengan kabar baik.

Pemerintah sudah memindahkan wewenang pengawasan kripto di bawah naungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI), dan kedepan kripto akan diatur sebagai aset komoditas digital bagian dari inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK).

Baca juga: Usai Tertekan pada Tahun Ini, Bagaimana Prospek Aset Kripto di 2023?

“Jika kripto diakui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maka peraturan undang-undang dan perpajakan juga harus mengikuti agar tidak terjadi tumpang tindih regulasi,” jelas Gabriel Rey.

Dia berharap masa transisi pengawasan dari Bappebti bisa berdampak baik untuk kelangsungan hidup industri. Bahkan produk kripto bisa bertambah lebih luas lagi (tidak hanya jual beli) namun bisa ke futures, loan dan lain sebagainya.

“Jadi jika produk kripto bertambah, kami siap untuk menjembatani investor untuk masuk ke produk-produk tersebut,” jelas Rey.

Kenaikan peminat komoditas digital aset kripto ini pun pastinya juga dipengaruhi oleh keyakinan investor terkait keberadaan bitcoin yang dipercaya membawa dampak yang besar ke pasar kripto.

“Walaupun market masih ada kemungkinan tertekan, namun potensi Bitcoin mengalami rebound ke US$30.000 sangat mungkin di tahun 2023 nanti,” kata Rey.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas