Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketiban Apes, Usai Dilanda Kebangkrutan Rp6,3 Triliun Kripto Milik FTX Raib Dicuri

Dalam laporan yang dirilis FTX, koin kripto dengan nilai 323 juta dolar AS atau Rp 4,9 triliun telah diretas dari bursa internasional FTX.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Ketiban Apes, Usai Dilanda Kebangkrutan Rp6,3 Triliun Kripto Milik FTX Raib Dicuri
The Guardian
Ilustrasi FTX. Usai dinyatakan bangkrut bursa pertukaran kripto FTX melaporkan bahwa perusahaannya telah mengalami peretasan dengan kerugian mencapai 415 juta dolar AS atau sekitar Rp 6,3 triliun (satuan kurs Rp 15.176). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, BAHAMA – Bak jatuh tertimpa tangga, usai dinyatakan bangkrut bursa pertukaran kripto FTX melaporkan bahwa perusahaannya telah mengalami peretasan dengan kerugian mencapai 415 juta dolar AS atau sekitar Rp 6,3 triliun (satuan kurs Rp 15.176).

Dalam laporan yang dirilis FTX pada Selasa (17/1/2023), koin kripto dengan nilai 323 juta dolar AS atau Rp 4,9 triliun telah diretas dari bursa internasional FTX.

Sementara sisanya yakni sekitar 90 juta dolar AS hilang dicuri hacker lewat bursa perdagangan Amerika pada saat FTX mengajukan kebangkrutan pada 11 November. Tak diketahui jaringan peretas mana yang telah membobol FTX.

Baca juga: Perusahaan Pialang Monex Berniat Membeli FTX Jepang

Namun, imbas dari pencurian ini dana yang akan digunakan perusahaan untuk membayarkan hutang sebanyak 1,7 miliar dolar AS dalam bentuk uang tunai dan 3,5 miliar dolar AS dalam bentuk kripto cair serta 300 juta dolar AS dalam bentuk sekuritas, dilaporkan raib usai insiden tersebut.

Banyak pihak menilai bahwa peretasan ini merupakan tipu muslihat FTX agar perusahaan dapat menunda pembayaran hutang senilai 3,5 miliar dolar AS pada 50 investor.

Akan tetapi setelah laporan peretasan dirilis FTX kini tengah menjalani investigasi dan penyidikan ketat oleh Komisi Sekuritas Bahama.

Berita Rekomendasi

"Kami membuat kemajuan dalam upaya kami untuk memaksimalkan pemulihan, dan dibutuhkan upaya investigasi yang sangat besar dari tim kami untuk mengungkap informasi awal ini," kata Ray.

Awal Mula Kebangkrutan FTX

Sebelum dilanda kebangkrutan FTX sendiri awalnya merupakan salah satu exchange cryptocurrency dengan volume trading terbesar dan memiliki partnership paling banyak di pasar global.

Seiring dengan berjalannya waktu Sam Bankman-Fried dan tim berhasil menaikan pamor dan volume perdagangan FTX hingga membuat bursa tersebut menjadi pemain top di industri kripto.

Baca juga: FTX Jual Altcoin Senilai 4,6 Miliar Dolar AS, Investor Diingatkan Waspada Akan Fenomena Crypto Dump

Bahkan SBF berhasil meraih titel sebagai salah satu orang terkaya di industri ini, karena dianggap sebagai penyelamat di industri kripto, lantaran sering memberikan bantuan suntikan dana pada perusahaan cryptocurrency yang sedang mengalami krisis likuiditas.

Sayangnya kesuksesan tersebut terhenti karena FTX tengah hadapi masalah, dimana anak perusahaan Bankman-Fried, yakni Alameda Research mengalami serangkaian kerugian pada Mei dan Juni tahun lalu.

Saking banyaknya investor yang melakukan penarikan massal, membuat perusahaan kripto ini mengalami krisis likuiditas. Berbagai cara telah dilakukan FTX untuk mengembalikan kerugian mulai dari melakukan penggalangan dana namun sayangnya usaha tersebut tak mendapat respon positif dari para pemilik bursa kripto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas