Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

'Musim Panas' Kripto Disebut Bisa Mulai Lebih Cepat, Harga Bakal Meroket, Kapan?

Pasar crypto bull atau penguatan aset kripto berikutnya diperkirakan akan mulai lebih cepat dari yang diperkirakan kebanyakan orang.

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in 'Musim Panas' Kripto Disebut Bisa Mulai Lebih Cepat, Harga Bakal Meroket, Kapan?
Shutterstock
Ilustrasi investasi kripto. Pasar crypto bull atau penguatan aset kripto berikutnya diperkirakan akan mulai lebih cepat dari yang diperkirakan kebanyakan orang. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Pasar crypto bull atau penguatan aset kripto berikutnya diperkirakan akan mulai lebih cepat dari yang diperkirakan kebanyakan orang.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, crypto bull run 'musim panas crypto' dapat dimulai segera setelah kuartal kedua tahun ini.

"Penguatan didorong kombinasi kebijakan bank sentral yang lebih dovish dan antisipasi Bitcoin (BTC) membagi dua," ujar Ibrahim dalam risetnya, Minggu (5/2/2023).

Baca juga: Tanggapan Mendag Tentang Nilai Transaksi Kripto yang Turun Drastis di 2022

Sementara pada saat ini, volatilitas pasar kripto cenderung bergerak sideways setelah terjadi pergerakan impulsif imbas pengumuman FOMC atau hasil rapat Bank Sentral Amerika Serikat (AS).

"Di sisi lain, laporan pekerjaan AS blockbuster untuk Januari memicu aksi ambil untung pada reli jangka panjang," kata Ibrahim.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, The Fed atau Bank Sentral AS telah menaikkan suku bunga sebesar 450 basis poin dalam siklus pengetatan moneter yang dimulai pada Maret 2022.

Berita Rekomendasi

Kenaikan signifikan dua tahun setelah wabah virus corona ini yang menyebabkan pengeluaran bantuan triliunan dolar AS guna memompa ekonomi dan memicu inflasi tak terkendali.

"Inflasi, yang diukur dengan CPI atau Indeks Harga Konsumen mencapai level tertinggi dalam empat dekade di Juni ketika meningkat sebesar 9,1 persen.

Pada bulan Desember, CPI tumbuh sebesar 6,5 persen per tahun, paling lambat sejak Oktober 2021," katanya.

Baca juga: Sambangi Bappebti, Ombudsman Bahas Izin Pendirian Bursa Kripto

Selain itu, departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pertumbuhan NFP atau non-farm payrolls untuk bulan Januari yang hampir tiga kali lipat di atas perkiraan.

Hal tersebut memberikan tantangan baru bagi harapan The Fed untuk melihat pendinginan pasar tenaga kerja dan upah yang akan turun.

Diketahui, 517.000 pekerjaan ditambahkan bulan lalu dibandingkan perkiraan 188.000 dan terhadap 223.000 pada bulan Desember.

Baca juga: Keruntuhan FTX Makan Korban Lagi, Kini Pemberi Pinjaman Kripto Genesis Mengajukan Perlindungan

Adapun karena The Fed dinilai tidak mungkin memangkas suku bunga dalam waktu dekat, maka pasar akan mengantisipasi keputusan tersebut.

"Kenaikan suku bunga Bank Sentral AS akan ditafsirkan sebagai sinyal poros yang akan segera terjadi, di mana itu akan memicu dinamika positif di antara semua aset berisiko, termasuk kripto," pungkas Ibrahim, mengutip catatan Analis dan Komisaris PT Orbi Trade Berjangka Vandy Cahyadi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas