Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dibayangi Ancaman Default AS, Harga Bitcoin Diprediksi Melambung hingga 70 Persen

Ancaman default yang menghantui ekonomi AS telah membuat pergerakan positif pada harga koin kripto

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
zoom-in Dibayangi Ancaman Default AS, Harga Bitcoin Diprediksi Melambung hingga 70 Persen
Freepik
Hari ini, Selasa 5 mei 2023, harga Bitcoin berada di level 28.048 dolar AS per koin. Ancaman default yang menghantui ekonomi AS telah membuat pergerakan positif pada harga koin kripto, hingga nilai Bitcoin diproyeksikan melonjak lebih dari 70 persen dalam waktu dekat. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Ancaman default yang menghantui ekonomi AS telah membuat pergerakan positif pada harga koin kripto, hingga nilai Bitcoin diproyeksikan melonjak lebih dari 70 persen dalam waktu dekat.

“Default utang AS dapat menyebabkan harga bitcoin melonjak sekitar 20.000 dolar AS,” ujar Geoff Kendrick, kepala peneliti perusahaan jasa keuangan FX Standard Chartered.

Mengutip dari Fortune, lonjakan harga kripto mulai terjadi usai Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pada investor untuk bersiap menghadapi malapetaka ekonomi akibat ancaman default di tengah melonjaknya tagihan utang yang telah bengkak ke kisaran 31,45 triliun dolar AS.

Baca juga: CELIOS: Kinerja Ekspor Indonesia Dibayangi Ancaman Default AS

"Kegagalan negara akibat default berpotensi besar menimbulkan bencana ekonomi dan keuangan. Hal itu lantaran default dapat menaikkan biaya kredit selamanya, serta membuat investasi masa depan dipatok lebih mahal," kata Yellen.

Lebih lanjut kondisi ekonomi AS kian jatuh usai posisi dolar AS di pasar internasional mulai kehilangan panggung, lantaran sejumlah negara telah mempertimbangkan alternatif pengganti dolar AS.

Kekhawatiran ini yang kemudian mendorong para investor untuk mulai meninggalkan pasar saham AS dan beralih ke cryptocurrency yang mereka anggap sebagai juru selamat atau aset paling safe haven di tengah ancaman krisis.

Berita Rekomendasi

Pulihnya kepercayaan investor kemudian memicu pertumbuhan positif pada aset kripto, tak terkecuali Bitcoin yang kini mulai dianggap sebagai komoditas marjinal dalam cadangan bank sentral usai volume perdagangan koin kripto ini meningkat sebesar 30 persen menjadi 77 miliar dolar AS pada kuartal awal 2023.

Tak hanya itu kapitalisasi pasar kripto juga dilaporkan melesat di angka 1,2 triliun dolar AS atau melonjak sekitar 0,25 persen persen bila dibandingkan dengan pekan sebelumnya.

Kendati Bitcoin berpotensi rebound, namun Kendrick mengimbau investor untuk waspada karena harga bitcoin bisa turun ke level awal yakni sekitar 5.000 dolar AS. Mengingat koin kripto sendiri merupakan aset dengan nilai paling fluktuasi atau mudah berubah-ubah.

Baca juga: Pesona Bitcoin Rebound, Buat Investor Kepincut Jadikan Aset Kripto Sebagai Dana Pensiun

Bitcoin Melemah

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Selasa, 2 Mei 2023 pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah 4,59 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 2,12 persen sepekan.

Saat ini, harga Bitcoin berada di level 28.048 dolar AS per koin atau setara Rp 411.6 juta (asumsi kurs Rp 14.677 per dolar AS).

Ethereum ambles 3,13 persen sehari terakhir dan 0,46 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 26,85 juta per koin.

Janet Yellen Singgung Bencana Ekonomi

Amerika Serikat (AS) terancam gagal bayar utang alias default. Hal itu dikatakan Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada Selasa (25/4/2023).

Yellen mengatakan, kegagalan Kongres AS untuk menaikkan plafon utang pemerintah, dan berdampak pada gagal bayar utang AS, akan memicu bencana ekonomi yang akan mendorong suku bunga AS lebih tinggi untuk tahun-tahun mendatang.

Mengutip Reuters, Yellen, dalam sambutan yang disiapkan untuk acara Washington dengan eksekutif bisnis dari California, mengatakan default utang AS akan mengakibatkan hilangnya pekerjaan, mendorong pembayaran rumah tangga untuk hipotek, pinjaman mobil, dan kartu kredit menjadi lebih tinggi.

Baca juga: Update Harga Kripto, Rabu 26 April 2023: Bitcoin Cs Kompak Menguat

Menanggapi hal itu, Sekretaris pers Gedung Putih Jean Pierre menegaskan negaranya bukanlah pecundang, dalam sejarah Amerika tidak pernah gagal dalam membayarkan utang. Pernyataan tersebut dilontarkan Pierre sebagai respons atas mencuatnya isu terkait kegagalan AS dalam membayarkan utang yang telah bengkak tembus ke kisaran 31,45 triliun dolar AS per 31 Maret 2023.

“Dalam sejarah Amerika Serikat tidak pernah gagal membayar utang. Itu adalah sesuatu yang belum pernah kita lakukan, kini Kongres tengah melakukan upaya untuk menghindari default Mereka akan bertindak tanpa prasyarat,” jelas Pierre dikutip.whitehouse.gov.

Sebelumnya Pierre menggelar press conference, sejumlah analis memprediksi ekonomi Amerika akan jatuh ke jurang resesi lantaran kongres AS gagal menaikkan pagu atau batas pinjaman di tengah lonjakan utang.

Menkeu AS Peringatkan Untuk Bersiap Hadapi Malapetaka

Sejalan dengan proyeksi analis, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen juga turut memperingatkan negaranya untuk bersiap menghadapi malapetaka ekonomi, serta lonjakan suku bunga yang jauh lebih tinggi di tahun selanjutnya. Ancaman ini disampaikan Yellen usai kongres AS menolak untuk menaikkan pagu utang senilai 1,5 triliun dolar AS.

Lebih lanjut Yellen menjelaskan ketika gagal bayar terjadi, peringkat kredit Amerika Serikat akan di-downgrade. Pelaku pasar juga berpotensi menjual surat utang AS (Treasury) dan berimbas pada melonjaknya suku bunga lantaran terpengaruh kenaikan yield.

Tak hanya itu Treasury juga tidak lagi dipandang sebagai aset aman atau safe haven, hal ini tentunya akan mempengaruhi kinerja pasar saham AS Wall Street hingga dapat turun ke peringkat terendah dalam sejarah.

"Kegagalan negara akibat default berpotensi besar menimbulkan bencana ekonomi dan keuangan. Hal itu lantaran default dapat menaikkan biaya kredit selamanya, serta membuat investasi masa depan dipatok lebih mahal," jelas Yellen.

AS Akan Pangkas Pengeluaran

Sejumlah cara kini mulai dilakukan Gedung Putih untuk mencegah terjadinya ancaman default.

Pemimpin Dewan Perwakilan Rakyat yang dikendalikan oleh Partai Republik Kevin McCarthy, melontarkan rencana yang akan melipatgandakan pemotongan pengeluaran sebesar 4,5 triliun dolar AS dengan peningkatan batas utang sebesar 1,5 triliun dolar AS. Dia menyebutnya sebagai dasar untuk negosiasi dalam beberapa minggu mendatang.

Gedung Putih menegaskan kedua masalah itu tidak boleh dikaitkan. Dan Senat yang dikendalikan Demokrat kemungkinan besar akan menolak proposal tersebut.

Ancam kemajuan Ekonomi

Janet Yellen memperingatkan bahwa default akan mengancam kemajuan ekonomi yang telah dibuat Amerika Serikat sejak pandemi COVID-19.

"Kegagalan utang kita akan menghasilkan bencana ekonomi dan keuangan," kata Yellen kepada anggota Kamar Dagang Metropolitan Sacramento.

Dia menambahkan, "Gagal bayar akan menaikkan biaya pinjaman selamanya. Investasi masa depan akan menjadi jauh lebih mahal."

Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen menyatakan utang Pemerintah AS  membengkak 31,45 triliun dolar AS per 31 Maret 2023.
Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen . (Treasury.gov)

Yellen juga memperingatkan, jika plafon utang tidak dinaikkan, bisnis AS akan menghadapi pasar kredit yang memburuk, dan pemerintah kemungkinan tidak akan dapat mengeluarkan pembayaran kepada keluarga militer dan manula yang bergantung pada Jaminan Sosial.

"Kongres harus memilih untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang. Itu harus dilakukan tanpa syarat. Dan seharusnya tidak menunggu sampai menit terakhir," tegasnya.

Yellen mengatakan kepada anggota parlemen pada bulan Januari bahwa pemerintah hanya dapat membayar tagihannya hingga awal Juni tanpa menaikkan batas, yang dicapai pemerintah pada bulan Januari.

Tidak seperti kebanyakan negara maju lainnya, AS membatasi jumlah yang dapat dipinjam. Karena pemerintah membelanjakan lebih dari yang dibutuhkan, pembuat undang-undang harus menaikkan plafon utang secara berkala.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas