Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jadi Negara Ramah Kripto, Rusia Berpeluang Kuasai Bitcoin Hashrate Global

Rusia diprediksi akan menguasai Bitcoin Hashrate Global dalam waktu dekat.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Jadi Negara Ramah Kripto, Rusia Berpeluang Kuasai Bitcoin Hashrate Global
freepik
Rusia diprediksi akan menguasai Bitcoin Hashrate Global dalam waktu dekat. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOWRusia diprediksi akan menguasai Bitcoin Hashrate Global dalam waktu dekat. Pernyataan itu dilontarkan perusahaan tambang kripto asal Moskow, Intelion Data Systems usai pangsa Bitcoin hashrate di negaranya melonjak di kisaran 18 persen.

Jumlah tersebut melesat tajam bila dibandingkan dengan pangsa Bitcoin hashrate Rusia di awal tahun lalu, dimana saat itu Bitcoin hashrate negara pimpinan Vladimir Putin itu hanya dipatok di kisaran 4,7 persen.

Lonjakan tersebut terjadi setelah sejumlah investor mulai memperketat aturan aset digital dan cryptocurrency, tekanan ini yang kemudian mendorong para investor untuk bermigrasi ke negara yang ramah akan aset kripto salah satunya Rusia.

Menurut Spesialis di Intelion, tarif listrik dan pajak kripto yang diterapkan pemerintah Rusia tergolong lebih rendah bila dibandingkan dengan negara lainnya. Alasan ini yang kemudian menarik minat para penambang.

Hingga mereka rela memindahkan bisnis dan operasionalnya dari negara lain, seperti AS, Tiongkok, dan Kazakhstan ke negara ramah kripto seperti Rusia.

“Rusia memiliki setiap kesempatan untuk mengubah hierarki yang ada di pasar penambangan kripto global. Negara ini memiliki semua yang Anda butuhkan untuk ini, seperti biaya listrik rendah, cadangan kapasitas gratis, infrastruktur energi yang dikembangkan di banyak daerah,” ujar CEO Intelion Data Systems, Timofey Semyonov.

Berita Rekomendasi

Keterbukaan Rusia terhadap aset kripto mulai tercium sejak sejumlah negara mulai memperketat sanksi ekonomi ke Moskow, buntut balasan invasi yang dilakukan Putin terhadap Ukraina.

Baca juga: Dituduh Operasikan Bursa Efek Ilegal, Platform Kripto Bittrex Ajukan Perlindungan Kebangkrutan

Karena sanksi telah menghambat Rusia dalam melakukan berbagai aktivitas transaksi di kancah internasional, perlahan presiden Putin mulai memberikan isyarat kepada negaranya agara menggunakan aset digital sebagai alat transaksi.

Kendati masyarakat Rusia tidak diizinkan untuk menggunakan aset digital sebagai alat pembayaran barang dan jasa dalam negeri.

Namun selama invasi berkecamuk investor diizinkan untuk menggunakan aset kripto sebagai alat transaksi lintas negara.

Baca juga: Meme Coin Katak Hijau Jadi Kripto Paling Diburu di Dunia, Nilai Pasarnya Tembus 1,5 Miliar Dolar

Kebijakan tersebut kemudian membuat jumlah penambang Bitcoin di Rusia meningkat tajam selama beberapa bulan terakhir.

Bahkan imbas dari membludaknya jumlah penambang Bitcoin di Rusia, operator pertambangan terbesar di Moskow, Bitriver mencatat jumlah daya yang dihabiskan selama pembuatan koin kripto dari Januari hingga Maret 2023 membengkak mencapai 1 gigawatt (GW).

Jumlah tersebut meningkat 20 kali lipat bila dibandingkan dengan penggunaan kebutuhan listrik selama lima tahun terakhir tepatnya pada 2017 sampai 2022.

Baca juga: AS Makin Agresif, Naikkan Cukai Listrik Jadi 30 Persen Untuk Tekan Eksistensi Penambang Kripto

Lonjakan penambang kripto yang ada di Rusia juga membuat peringkat negara ini naik ke posisi kedua dalam hal total kapasitas daya fasilitas yang terlibat dalam ekstraksi mata uang digital, seperti yang dikutip dari News Bitcoin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas