Sukses Integrasikan Industri Konstruksi dan Teknologi, Quipster Kantongi Pendanaan Pra-Seri A
Quipster, platform procurement untuk kebutuhan proyek konstruksi, berhasil mengantongi pendanaan pra-seri A
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
Sayangnya, industri konstruksi menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari kurangnya konektivitas antara kontraktor dengan penyedia peralatan konstruksi dan toko bahan bangunan untuk proyek konstruksi di kota-kota non-metropolitan hingga problem klasik kesulitan dalam mengatur cash flow.
“Kurangnya konektivitas dalam rantai pasok di industri konstruksi ini berimbas pada biaya logistik yang tinggi dan kurangnya opsi alat berat dan jenis material yang tersedia di area lokal proyek. Tantangan lainnya adalah kurangnya transparansi transaksi, pembelian material dan utilisasi penggunaan alat berat di proyek konstruksi,” ujar David.
Platform ini berupaya mengatasi tantangan tersebut melalui empat kemudahan. Pertama, menghubungkan kontraktor dengan jaringan penyewaan alat berat yang lebih efisien dan transparan;
Kedua, pengadaan inventori berkualitas dan digitalisasi operasional toko-toko bahan bangunan dalam memenuhi kebutuhan kontraktor di kota-kota tier dua dan tiga;
Ketiga, membantu kontraktor memenuhi kebutuhan material bangunan melalui channel digital dan jaringan toko-toko bahan bangunan yang terafiliasi dengan Quipster;
Keempat, pembiayaan dengan fitur pengaturan pembayaran bagi kontraktor dan toko bahan bangunan dalam platform Quipster. “Kontraktor yang bergabung menggunakan layanan kami untuk mencari persewaan alat berat dan bahan bangunan dapat menghemat biaya procurement dan delivery hingga 25 persen."
"Toko bahan bangunan pun mendapatkan akses ke inventori berkualitas dan fast moving dengan dukungan pengiriman hingga ke pintu toko mereka, dengan harga yang lebih terjangkau hingga 15% dan berbagai opsi pembayaran dan pembiayaan,“ pungkas Erwin.