Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

TikTok Shop Ditutup, Komisi VI: Kurangi Tekanan Terhadap Pelaku UMKM

Anggota Komisi VI DPR RI, Amin AK mengatakan, penutupan TikTok Shop bisa mengurangi tekanan terhadap pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in TikTok Shop Ditutup, Komisi VI: Kurangi Tekanan Terhadap Pelaku UMKM
Forbes
Anggota Komisi VI DPR RI, Amin AK mengatakan, penutupan TikTok Shop bisa mengurangi tekanan terhadap pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Anggota Komisi VI DPR RI, Amin AK mengatakan, penutupan TikTok Shop bisa mengurangi tekanan terhadap pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

"Khususnya UMKM produsen, dari perang harga dengan produk impor murah bahkan sangat murah," ujar Amin saat dihubungi Tribunnews, Rabu (4/10/2023).

Bahkan, menurut Amin, diduga ada praktik predatory pricing atau dumping terutama produk-produk impor dari China, yang seringkali harganya lebih rendah dari harga produksi produk UMKM lokal.

Baca juga: TikTok Shop Resmi Ditutup Hari Ini

"Memang ada sebagian pelaku usaha mikro dan kecil yang diuntungkan oleh keberadan TikTok Shop, dalam hal ini para reseller dan afiliator. Namun sadar atau tidak, mereka digiring menjadi pintu masuk bagi produk-poduk impor asal Tiongkok," ucap Amin.

Amin mengatakan, UMKM produsen yang jumlahnya 64 juta UMKM, berguguran akibat persaingan yang tidak seimbang. Selain impor yang tercatat, gempuran terhadap produk lokal juga datang dari impor illegal atau yang tidak tercatat di bea cukai.

"Mereka membanjiri pasar dalam negeri tanpa dikenakan bea masuk melalui aktifitas cross border," imbuh Amin.

Berita Rekomendasi

Pada saatnya nanti, lanjut dia, saat ketergantungan produk impor semakin tinggi, UMKM produsen lokal banyak yang gulung tikar, saat itulah cengkeraman produk impor sulit dilepaskan dari pasar dalam negeri.

Berdasarkan data penawaran dan permintaan yang dihimpun asosiasi tekstil lokal, sekitar 320 ribu ton tekstil dan produk tekstil yang tidak dilaporkan diimpor pada tahun 2022, melebihi impor tercatat sebesar 250 ribu ton.

Sekitar 65 persen dari impor yang tidak dilaporkan ini dilaporkan berasal dari Tiongkok, dan sisanya dari India, Korea Selatan, Taiwan, dan sumber lainnya.

Meskipun, TikTok Shop baru beroperasi di Indonesia selama tiga tahun, namun telah berkembang pesat di segmen live-streaming.

"Survei dan data penelitian menunjukkan bahwa TikTok Shop dan Shopee Live memimpin di segmen ini, meninggalkan raksasa e-commerce lainnya. Teknologi yang dimiliki TikTok Shop memang lebih advanced," imbuh Amin.

Baca juga: Jokowi Akui Pemerintah Terlambat Atur Perdagangan Digital, Singgung TikTok Shop?

Perusahaan asal Tiongkok ini merupakan pionir dalam live shopping yang memanfaatkan perhatian pengguna sosial untuk berbelanja melalui platform e-commerce yang mereka operasikan.

TikTok juga memiliki sistem pembayarannya sendiri. Model bisnis ini tidak dimiliki oleh platform e-commerce yang ada di Indonesia, seperti Shopee, Tokopedia, atau Bukalapak, atau bahkan platform media sosial, seperti Instagram atau Facebook.

"Oleh karena itu, TikTok dipandang sebagai ancaman baik oleh platform e-commerce maupun pedagang konvensional," tutur Amin.

Sebelumnya, di laman resmi TikTok.com, TikTok menyatakan bahwa TikTok Shop Indonesia berhenti memfasilitasi transaksi e-commerce per 4 Oktober 2023 demi menghormati dan mematuhi hukum RI.

"Prioritas utama kami adalah untuk menghormati dan mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan demikian, kami tidak akan lagi memfasilitasi transaksi e-commerce di dalam TikTok Shop Indonesia, efektif per tanggal 4 Oktober, pukul 17.00 WIB," kata TikTok.

TikTok menyatakan akan terus berkoordinasi dengan pemerintah RI terkait langkah dan rencana perusahaan ke depan.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas