Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terlilit Utang Rp 296,65 Triliun, Startup Wework Bangkrut

WeWork resmi mengajukan perlindungan kebangkrutan di pengadilan New Jersey Amerika Serikat (AS), Selasa (7/11/2023).

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
zoom-in Terlilit Utang Rp 296,65 Triliun, Startup Wework Bangkrut
ist
Ilustrasi Startup 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Perusahaan teknologi yang bergerak di jasa penyewaan real estate asal Amerika, WeWork resmi mengajukan perlindungan kebangkrutan di pengadilan New Jersey Amerika Serikat (AS), Selasa (7/11/2023).

Dalam keterangan tertulisnya, WeWork menjelaskan status pengajuan tersebut terpaksa dilakukan usai perusahaan rintisan yang didukung SoftBank Group itu terlilit utang hampir 19 miliar dolar AS setara Rp 296,65 triliun (Satuan kurs Rp 15.676).

Baca juga: Maskapai MYAirline Bangkrut, Nasib 5.000 Calon Penumpang Terkatung-katung

“Perusahaan telah menandatangani perjanjian dukungan restrukturisasi untuk mencegah pembengkakan utang secara dramatis yang telah mengancam neraca kami,” jelas juru bicara Wework.

Imbas pengajuan kebangrutan ini, saham WeWork yang diperdagangkan di pasar Wall Street kini ditangguhkan sementara, setelah sebelumnya harga saham startup penyedia layanan coworking space itu terus mencatatkan penurunan sebesar 24,68 persen hingga harganya amblas ke level 0,83 dolar AS per saham.

Baca juga: Elon Musk akan Integrasikan Startup xAI dengan Platform Media Sosial X, Ini Keuntungannya

Sebelum bangkrut WeWork berhasil tumbuh menjadi startup dengan valuasi paling tinggi di Amerika dengan nominal 47 miliar dolar AS. Saat itu, SoftBank bahkan berani mengucurkan dana untuk mendorong WeWork untuk memperluas ekspansi.

Sayangnya memasuki tahun 2019, tepatnya pasca CEO Adam Neumann menerapkan kebijakan yang tak lazim, perlahan nama baik Wework mulai tercorong hingga memicu penurunan kepercayaan di kalangan investor.

Berita Rekomendasi

Khawatir masalah ini semakin menekan bisnis WeWork, pada tahun 20200 silam Adam Neumann akhirnya resmi dilengserkan dari jabatannya, sebagaimana dikutip dari The Guardian.

Sayangnya memasuki awal Agustus 2023, kerugian besar kembali menghadang WeWork buntut pengunduran diri CEO Sandeep Matharani serta permintaan pasar yang semakin lemah.

Meski di pertengahan tahun ini WeWork sempat berhasil melakukan untuk negosiasi ulang sewa dengan pemilik gedung hingga perusahaan dapat menghemat biaya operasional sebesar 12,7 miliar dolar AS.

Sayangnya cara ini ternyata tidak cukup mampu untuk menutupi anjloknya valuasi perusahaan, alasan tersebut yang mendorong WeWork untuk mengajukan laporan pailit di pengadilan New Jersey.

"WeWork bisa menggunakan status pailit untuk menghapus beban ikatan sewa," kata pengacara dari firma hukum Cadwalader, Wickersham & Taft LLP.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas