Ancaman Meningkat, Lanskap Keamanan Siber di Indonesia Semakin Kompleks
Di dunia industri, data digunakan untuk mendukung proses distribusi, pengelolaan sumber daya yang efisien, hingga mengoptimalkan logistik & keamanan.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di dunia industri, data digunakan untuk mendukung proses distribusi, pengelolaan sumber daya yang efisien, hingga mengoptimalkan logistik dan keamanan.
Setiap kendala dalam keamanan data dapat menyebabkan gangguan, kerugian finansial, dan bahkan ancaman terhadap keselamatan publik. Hal ini menegaskan pentingnya peran data dalam menjaga stabilitas dan ketahanan infrastruktur vital.
Namun Presiden Komisaris PT ITSEC Asia Tbk Patrick Dannacher mengingatkan, lanskap keamanan siber di Indonesia saat ini semakin kompleks dan menantang, seiring dengan meningkatnya ancaman siber yang didorong oleh transformasi digital yang pesat di berbagai sektor.
Baca juga: Singgung Peretasan Pusat Data Nasional, Bambang Soesatyo: Keamanan Siber Indonesia Perlu Peningkatan
"Seluruh pihak harus dapat bekerjasama secara konkret dan bergandengan tangan untuk saling membantu, baik Pemerintah Indonesia, ITSEC Asia sebagai pelaku usaha, dan pemangku kepentingan lainnya di dalam Industri, untuk menjaga keamanan ekosistem digital dalam infrastruktur vital di Indonesia," ujarnya di acara ITSEC Cybersecurity Summit 2024 di Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2024.
Selain itu, upaya tersebut juga perlu diimbangi dengan kompetensi sumber daya manusia yang mendukung.
Presiden Direktur PT ITSEC Asia, Joseph Edi Hut Lumban Gaol menjelaskan, data telah berubah menjadi aset yang tidak ternilai di tengah meningkatnya kebutuhan akan teknologi digital.
“Dalam lanskap digital yang terus berkembang pesat, data telah menjadi salah satu aset paling berharga di zaman kita. Pengelolaan data yang tidak bijak dapat menyebabkan konsekuensi finansial yang besar, seolah-olah seperti kita kehilangan uang tunai," ujarnya.
Joseph menjelaskan, pelanggaran data akibat kebocoran dan peretasan dapat mengakibatkan denda finansial yang besar, kehilangan pendapatan, dan biaya pemulihan yang tinggi.
"Selain itu, data yang tidak dikelola dengan baik dapat menghambat proses operasional perusahaan, produktivitas, dan mengganggu rantai pasokan yang kritis. Efek domino ini bisa mengakibatkan kerugian yang jauh melampaui nilai moneter data itu sendiri,” ujar Joseph.
Wakil Ketua MPR RI, Prof. Dr. Ir. Fadel Muhammad, yang turut hadir dalam acara ini mengatakan, perkembangan teknologi yang pesat saat ini diikuti dengan meningkatnya kecanggihan serangan siber yang berasal dari seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia yang turut menjadi sasaran dari ancaman tersebut.
Baca juga: Singgung Peretasan Pusat Data Nasional, Bambang Soesatyo: Keamanan Siber Indonesia Perlu Peningkatan
"Melihat kondisi tersebut, kita mendukung adanya berbagai upaya kolaboratif antara pemerintah, para ahli cybersecurity dan pemangku kepentingan lainnya untuk merumuskan solusi efektif terkait tantangan keamanan siber, dan juga mendorong berbagai kebijakan-kebijakan untuk memperkuat keamanan siber di Indonesia,” ungkap Fadel.
Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Kemenko Polhukam Irjen. Pol. Dr. H. Andry Wibowo, S.I.K., M.H., M.Si, mengatakan, pemerintah akan terus melakukan berbagai upaya dalam mendukung terciptanya keamanan digital yang baik dalam badan infrastruktur informasi vital di Indonesia.
"Pemerintah berkomitmen untuk menyediakan sumber daya dan dukungan regulasi yang diperlukan untuk memfasilitasi adopsi secara luas dari langkah-langkah keamanan siber yang kuat, serta kolaborasi berkelanjutan dan berbagi informasi untuk memperkuat postur keamanan siber di Indonesia," ujarnya.
"Disusunnya Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi atau yang lebih dikenal dengan UU PDP adalah merupakan langkah kongkrit pemerintah dalam melindungi asset dan data pribadi terhadap ancaman kejahatan siber yang semakin marak terjadi," beber Andry Wibowo.
Patrick Dannacher menambahkan, melalui penyelenggaraan Cybersecurity Summit 2024, ITSEC Asia berupaya memberikan kesadaran, pelayanan dan bantuan untuk membangun ekosistem digital yang aman di kemudian hari.
Terkait kompetensi yang perlu dimiliki oleh sumber daya manusia di bidang cybersecurity dalam menciptakan ekosistem digital yang aman, di ajang ini juga digelar sesi training dan workshop bertajuk “Data Protection Officer Training” untuk mengembangkan keterampilan para profesional berpengalaman dalam menerapkan kebijakan perlindungan data dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi.
Topik “Leveraging Threat Intelligence for Data Leak Detection Training” mengupas tentang prinsip dasar dan penggunaan intelijen ancaman, teknik deteksi kebocoran yang efektif, dan studi kasus dari pelanggaran data yang asli.
ITSEC Cybersecurity Summit 2024 mengangkat tema “Defending The New Gold, Data Security Protection for Critical Infrastructure” dan membahas tren terbaru dan ancaman yang sedang berkembang dalam lanskap keamanan siber, dengan fokus khusus pada perlindungan data di berbagai sektor penting seperti keuangan, pemerintahan, telekomunikasi, kesehatan, energi, dan transportasi.