Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Harga Bitcoin Melonjak Imbas Sentimen Data CPI Amerika dan Kabar Pemotongan Suku Bunga The Fed

Kenaikan harga Bitcoin juga mencerminkan meningkatnya minat institusional terhadap aset kripto. 

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Harga Bitcoin Melonjak Imbas Sentimen Data CPI Amerika dan Kabar Pemotongan Suku Bunga The Fed
dok.
Potensi pemotongan suku bunga The Fed dapat mendukung tren kenaikan aset berisiko seperti Bitcoin. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga Bitcoin kembali menguat setelah sebelumnya sempat berfluktuasi. 

Harga Bitcoin diperdagangkan di kisaran US$ 100.000, naik 2,6 persen dalam 24 jam terakhir pada 12 Desember 2024, 

Altcoin utama seperti Ethereum juga mencatat kenaikan signifikan sebesar 7,2%, diikuti oleh XRP (4,7%) dan Solana (5,2%) pada periode yang sama.

Kenaikan Bitcoin diiringi oleh Fear and Greed Index pasar kripto yang mencapai 76 dari 100, menunjukkan dominasi sentimen optimisme atau "greed." 

Baca juga: Kisah Pemuda Asal Madiun Cuan Ratusan Juta Rupiah dari Bitcoin

Jika tren ini berlanjut, Bitcoin berpotensi menembus level psikologis di atas US$ 104.000, melampaui rekor tertinggi sebelumnya yang dicapai pekan lalu.  

Adapun kenaikan harga Bitcoin imbas dari sentimen positif data Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat untuk November 2024 tercatat di level 315,493, naik 2,7% dibandingkan bulan Oktober yang sebesar 2,6%. 

Kenaikan ini mencerminkan peningkatan harga barang dan jasa konsumsi masyarakat. 

Berita Rekomendasi

Data tersebut juga memicu spekulasi kemungkinan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Federal Reserve dalam pertemuan FOMC mendatang.

CEO Indodax, Oscar Darmawan, menilai data CPI ini membawa angin segar bagi pasar kripto. 

"Data CPI yang sesuai ekspektasi memberikan dorongan positif, terutama dengan optimisme terhadap kebijakan suku bunga yang lebih longgar dari Federal Reserve," ujar Oscar dikutip Sabtu (14/12/2024).

Oscar menyebut, kenaikan harga Bitcoin juga mencerminkan meningkatnya minat institusional terhadap aset kripto. 

Menurutnya, investor institusional mulai memahami pentingnya Bitcoin dalam portofolio mereka, yang menunjukkan pergeseran pandangan terhadap pasar keuangan tradisional.  

Oscar menekankan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap teknologi blockchain. "Ketika lebih banyak orang memahami manfaat Bitcoin dan blockchain, adopsi akan meningkat secara alami," jelasnya. 

Ia juga mencatat bahwa potensi pemotongan suku bunga oleh The Fed dapat mendukung tren kenaikan aset berisiko seperti Bitcoin. Namun, ia mengingatkan agar tetap waspada terhadap volatilitas pasar. 

"Fear and Greed Index yang tinggi menunjukkan optimisme, tetapi aksi jual dapat terjadi seiring meningkatnya kepercayaan pasar," jelasnya.  

Lebih lanjut Oscar menyebut, pentingnya regulasi yang mendukung pertumbuhan aset digital. Menurutnya, regulasi yang jelas dan proaktif akan menciptakan ekosistem yang sehat bagi perkembangan aset kripto, baik di Indonesia maupun secara global.  

Dengan momentum positif saat ini dan kebijakan moneter global yang kondusif, Bitcoin berpeluang mencetak rekor baru dalam waktu dekat.  


Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Harga Bitcoin Menanjak Ditopang Data CPI dan Sentimen The Fed

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas