Larinya Ngibrit Plus Bonus Bantingannya Empuk
LMPV senantiasa identik dengan kendaraan yang kedepankan fungsionalitas daripada kenyamanan.
Penulis: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Don’t expect too much! Terjemahan bebasnya, jangan terlalu berharap banyak. Prinsip ini mesti diingat dulu saat bahas kendaraan low multipurpose vehicle (LMPV). Maklumlah, LMPV senantiasa identik dengan kendaraan yang kedepankan fungsionalitas daripada kenyamanan.
Makanya, prinsip itu buru-buru dipegang begitu menjajal Datsun GO+ Nusantara. LMPV yang kali pertama diperkenalkan di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014 ini lumayan menyita perhatian publik Tanah Air mengingat harganya di bawah Rp 100 jutaan.
Eksterior dan Interior
Tampang Datsun GO+ cukup ikonik dan mudah dikenal. Lihat saja moncongnya yang gril trapezoidal berlapis krom dengan label Datsun di tengah-tengahnya. Headlamp dan bemper depannya punya lekukan tajam yang mengentalkan kesan dinamis.
Tampak samping, tarikan garis Datsun GO+ terlihat sederhana. Dan makin terlihat sederhana lagi lantaran keempat rodanya yang berdiameter 13 inci hanya ditutupi dop plus spion berkelir hitam. Desain yang sederhana berlanjut ke bokongnya. Bemper belakangnya terlihat lebih mendominasi. Untungnya sepasang stoplamp di kiri dan kanan tampil memikat.
Aura mobil murah langsung terasa saat masuk ke kabin. Paling kentara terlihat pada dashboard dan doortrim yang terbungkus material plastik. Begitu pun kualitas bahan fabric di seluruh joknya. Kesan modern baru muncul dengan kehadiran fitur MID dan RPM meter digital di speedometer.
Uniknya, tuas rem parkir model tarik di sisi tuas transmisi yang menempel di dashboard. Posisi ini yang memungkinkan bangku kiri menginvasi konsol tengah sehingga melegakan posisi duduk. Sayang, jok penumpang depan dan pengemudi jauh dari kata nyaman. Dua faktor pemicunya. Busanya cukup keras dan sandaran punggungnya flat.
Lalu beralih ke baris bangku kedua. Awalnya terkesan sempit tapi nyatanya ruang kaki terasa lega. Hal ini karena tidak ada penutup rongga antar rel bangku depan sehingga kaki penumpang bisa bebas selonjoran. Hanya pintu depan saja yang dibekali power window. Artinya penumpang belakang harus puas membuka kaca dengan tuas engkol.
Performa
Gesit, irit, dan larinya ngibrit. Tiga poin itu langsung didapat saat mengajak jalan-jalan Datsun GO+ di jalanan dengan kontur pegunungan. Meski minus teknologi katup variable pada mesinnya, tapi transmisi manual lima speed yang berpadu final gear yang besar ke roda depan mampu menutupi defisit tenaga seperti yang dimiliki Nissan March.
Sayang, desingan mesin khas tiga silinder begitu kentara terdengar masuk kabin. Bisa jadi karena peredam kabinnya kurang maksimal. Toh sekali lagi itu bisa dimaklumi asal ini mobil manut sama kemauan pengemudi. Diajak ngebut sampai jarum speedometer ke angka 140 kpj ayuk, santai juga enggak masalah. Cuma yang jadi ganjalan saat putaran mesin atas yang rada kedodoran.
Soal manuver dinomorduakan saja mengingat ukuran bannya yang kecil. Lagi pula yang dikedepankan Datsun GO+ lebih pada fungsinya bukan seberapa enak diajak bermanuver. Justru bonusnya ada pada bantingannya. Kualitas pantulannyanya sangat baik dan lembut. Terbukti saat diajak melibas jalanan tak ramah, sama sekali tak ada keluhan dari penumpang. Bonus tambahan lainnya bersumber dari setir dengan EPS yang ringan dan enak dikendalikan.