Mitsubishi Bakal Periksa Outlander Pembawa Maut di Pondok Indah
Selama pemeriksaan, kata Hindarsono, Christopher selalu mengaku menabrak lantaran tidak sadar setelah menggunakan narkoba jenis LSD
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyidik Polda Metro Jaya dan Polrestro Jakarta Selatan akan memeriksa psikologi atau faktor kejiwaan Christopher Daniel Sjarif (22), pengendara Mitsubishi Outlander maut yang menewaskan empat orang. Pemeriksaan kejiwaan ini dilakukan karena pengakuan tersangka Christopher kepada polisi kerap berubah-ubah.
Kasubdit BinGakum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Hindarsono mengatakan, pemeriksaan kejiwaan terhadap Christopher dinilai dibutuhkan untuk mengetahui kondisi mentalnya. Apakah ia memang masih shock atau trauma, atau memang pura-pura.
Selama pemeriksaan, kata Hindarsono, Christopher selalu mengaku menabrak lantaran tidak sadar setelah menggunakan narkoba jenis LSD. "Dalam pemeriksaan dia plin plan, katanya dari Ali tapi kadang-kadang dia bilang kalau LSDnya dari Amerika," ujarnya, Minggu (25/1).
Sementara itu, Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Wahyu Hadiningrat menegaskan,dari 12 orang saksi yang sudah diperiksa, semua menyebutkan jika Christopher sama sekali tidak berniat menghentikan kendaraan walaupun tertahan sepeda motor yang ditabraknya.
Saksi yang diperiksa adalah Arifin yang merupakan korban luka dalam insiden maut tersebut. "Saksi mengatakan kalau pelaku tidak mengerem sama sekali," katanya.
Berdasarkan keterangan Arifin, dia ditabrak dari belakang dan terdorong hingga masuk ke kolong mobil. Bahkan teriakannya tidak digubris Christopher, ia terus menerus melaju. Tim Traffic Accident Analys (TAA) Polda Metro Jaya juga akan meminta bantuan Agen Pemegang Merek (APM) Mitsubishi untuk memeriksa Mitsubishi Outlander maut yang dikemudikan Christopher.
APM MItsubhisi, yakni PT Krama Yudha Tiga Berlian (KTB) akan memeriksa mobil berwarna putih tersebut pada Senin (26/1) besok.
Outlander tipe PX yang dikendarai Christopher dilengkapi fitur transmisi triptonic. Sementara dari hasil olah TKP diketahui hampir tidak ada jejak pengeraman. Padahal, kendaraan ini memiliki fitur seperti Antilock Braking System (ABS) dan Electronic Brake Distribution (EBD), bahkan brake over ride. Jika pedal gas ditekan bersamaan dengan pedal rem, maka komputer akan membaca perintah untuk mengerem.
“Mitsubishi akan memeriksa electronic control unit (ECU), sama seperti kasus AQJ, waktu itu kan ECU Lancer dikirim ke Mitsubishi Motor Corporation di Jepang untuk pengujian data. Jadi butuh waktu, tidak bisa sebentar,” tambah Hindarsono.
Hampir sebagian besar sistem elektronik mobil terkoneksi dengan ECU, dan informasi digital yang terekam bisa diurai untuk digunakan sebagai bukti valid Outlander B 1658 PJE itu.