Bus Varian Mesin Belakang Sumbang 80 Persen Penjualan Hino
Di segmen bus besar, pangsa pasar Hino mencapai di atas 50 persen. Dari market share itu, mayoritas dikontribusi oleh bus bermesin belakang
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –Sejak beberapa tahun terakhir PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) memantapkan posisinya sebagai penguasa pasar penjualan bus di Indonesia.
Di segmen bus besar, pangsa pasar Hino mencapai di atas 50 persen. Dari market share itu, mayoritas dikontribusi oleh bus bermesin belakang (rear engine).
"Sekitar 80 persen penjualan bus besar kita dikontribusi oleh bus bermesin belakang," kata Santiko Wardoyo, Direktur Sales & Promosi HMSI dalam perbincangan dengan Tribun di kantor HMSI, di kawasan MT Haryono, Rabu (24/6/2015) malam.
Irwan menjelaskan, bus mesin belakang banyak dipakai oleh pengusaha bus yang bergerak di transportasi antar kota dan bus pariwisata.
Berdasar catatan Tribun, di segmen bus mesin belakang, Hino saat ini memasarkan dua varian bus. Yakni Hino R260 bermesin diesel konvensional dengan suspensi leaf spring dengan tenaga maksimum 260 horse power, dan terbaru Hino RN285 yang merupakan bus besar dengan suspensi udara (built in air suspension) bermesin diesel commonrail dengan tenaga maksimum 285 horse power.
Kedua bus ini diproduksi menggunakan sasis tipe ladder frame di pabrik Hino di Kota Bukit Indah, Purwakarta, Jawa Barat.
Selain kedua model, Hino juga pernah memasarkan bus besar R235, bus rear engine bermesin diesel konvensional dengan suspensi ladder frame dengan tenaga maksimum 235 horse power.
Menurut Santiko, sebanyak 20 persen sisanya, penjualan bus besar Hino dikontribusi oleh penjualan bus bermesin depan (front engine). Di segmen ini, Hino hanya memiliki satu varian, yakni Hino A215.
Hino A215 merupakan bus bermesin depan diesel konvensional hasil pengembangan bus mesin depan Hino AK series yang melegenda di Indonesia. Bus ini dibekali mesin yang mampu menghasilkan tenaga maksimum 215 horse power. Saat ini Hino menjadi satu-satunya pemain bus besar mesin depan di Indonesia setelah beberapa pemain lain dari Jepang dan Jerman mundur teratur.
Irwan Supriyono, Senior Executive Officer Service and Spare Part PT HMSI mengatakan, khusus pada varian front engine ini sebaran permintaan pasar di Indonesia tidak banyak.
"Bus varian mesin depan kita lebih banyak diserap pasar di Jawa Timur. Di sana masih banyak pengusaha angkutan bus AKAP (antarkota antarprovinsi) yang menggunakan bus bermesin depan," ujar Irwan.